EmitenNews.com - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) semakin memperkuat kerja sama strategis dengan berbagai mitra dan pemangku kepentingan dalam upaya pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Langkah ini diambil untuk menjawab tantangan global menuju energi bersih dan ramah lingkungan.

Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemangku kepentingan dan inovasi teknologi dalam keberhasilan pengembangan energi panas bumi. "Sebagai motor utama pengembangan sektor panas bumi, PGEO berkomitmen untuk bersinergi dengan berbagai pihak guna memaksimalkan potensi panas bumi di Indonesia," ujar Julfi Hadi, Senin (23/9).

Salah satu bentuk kolaborasi strategis PGEO adalah dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Melalui kerja sama ini, kapasitas beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PGEO akan ditingkatkan melalui proses cogeneration. Tahap awal akan menambah kapasitas sebesar 45 MW di PLTP Lahendong Binary Unit (15 MW) dan PLTP Ulubelu Binary Unit (30 MW), dengan investasi senilai USD165 juta. Proses cogeneration ini memiliki potensi untuk menambah kapasitas hingga 230 MW di masa mendatang.

Selain itu, PGEO juga bekerja sama dengan Geothermal Development Company (GDC) dari Kenya untuk menjajaki pengembangan Lapangan Panas Bumi Suswa, yang berpotensi menghasilkan kapasitas hingga 100 MW.

PGEO juga menandatangani beberapa perjanjian untuk membangun ekosistem manufaktur, jasa, dan teknologi di industri panas bumi. Kolaborasi ini mendukung inovasi dan peningkatan kandungan lokal di industri panas bumi, termasuk pengembangan komponen utama dan layanan pemeliharaan, rekayasa, konstruksi, serta operasi PLTP.

Dalam upaya ini, PGEO menandatangani Joint Development Agreement (JDA) dengan PT Elnusa Tbk (ELSA) dan Multifab untuk pengembangan dan manufaktur komponen heat exchanger. Selain itu, ada juga JDA dengan PT Pertamina Maintenance and Construction terkait jasa Operation & Maintenance, serta JDA dengan PT PGN Solution untuk layanan engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC) di sektor panas bumi.

PGEO juga melakukan perjanjian lisensi teknologi Flow2Max dengan PT Sigma Cipta Utama, yang memungkinkan pemantauan kinerja sumur panas bumi secara akurat dan real-time, sehingga meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan reservoir panas bumi. Selain itu, kolaborasi dengan Star Energy Geothermal akan memperkuat layanan laboratorium.

PGEO juga menjalin kerja sama dengan PT Aimtopindo Nuansa Kimia terkait pengembangan teknologi H2S Abatement untuk mengelola emisi gas Non-Condensable Gases (NCG) di PLTP dan CO2 Liquefaction.

"Berbagai inisiatif ini memperkuat peran kami dalam menciptakan dampak positif di seluruh ekosistem panas bumi, melampaui sekadar ketenagalistrikan," tutup Julfi Hadi.