PGN (PGAS ) Sebut Jaga Pasokan Dengan Perkuat Distribusi Gas Bumi
Gambar usaha PT Pertamina Gas Negara
EmitenNews.com - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN (Persero) Tbk (PGAS) memperkuat infrastruktur dan distribusi gas bumi, sambil menjaga keseimbangan pasokan nasional melalui penyediaan Liquefied Natural Gas (LNG). Upaya ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi, terutama bagi sektor industri di Indonesia.
Ratih Esti Prihatini, Direktur Sales dan Operasi PGN, menyatakan bahwa LNG dianggap sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan gas bumi, sehingga sering diakui sebagai sumber energi yang lebih fleksibel dan dianggap sebagai arah masa depan.
“LNG itu lebih fleksibel untuk transportasi gas bumi dengan sumber yang lokasinya jauh dari jaringan pipa dan demand gas bumi,” ungkap Ratih dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Dikutip dari informasi yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam praktiknya, pemenuhan kebutuhan gas bumi tidak selalu dapat diandalkan dari sumber gas yang terhubung dengan infrastruktur jaringan pipa gas. Sumber pasokan yang ada saat ini mengalami penurunan alami yang tidak dapat dihindari, sebagaimana terlihat dari terus berkurangnya produksi gas bumi di sumur-sumur yang telah lama beroperasi.
Salah satu contoh nyata adalah penurunan sumber gas untuk PGN dari Blok Corridor di Sumatera Selatan, yang pada awal 2024 hanya mampu menyediakan gas bumi sekitar 440 MMSCFD. Sebelumnya, blok ini mampu menyuplai gas bumi lebih dari 500 MMSCFD pada tahun 2022 dan 2023.
”Mau tidak mau, kita harus terbiasa dengan LNG sebagai solusi gas balance kebutuhan gas bumi nasional di tengah terus meningkatnya kebutuhan gas bumi, terutama untuk industri," ujar Ratih.
Adapun inisiatif ini adalah bagian dari upaya PGN untuk mewujudkan komitmen memenuhi kebutuhan gas bumi kepada pelanggan serta optimalisasi pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi.
Saat ini PGN juga melakukan pengelolaan 90% infrastruktur gas nasional dalam berbagai moda transportasi, baik pipa maupun non pipa, seperti Floating Storage Regasification Unit (FSRU), Land Based Energy Terminal, SPBG, MRU, dan LPG Processing Plant.
Selain itu, PGN juga mengintegrasikan seluruh potensi gas bumi di segala penjuru negeri dalam, sehingga dapat melayani pelanggan dengan layanan energi yang reliable, bersaing dan berkelanjutan.
Menurut Ratih, kehadiran LNG bukan sebagai substitusi gas pipa. PGN tetap akan mengoptimalkan volume alokasi gas pipa sehingga dalam hal terjadi kekurangan pasokan dan ketersediaan gas dari pemasok, maka LNG merupakan solusinya.
”Pelanggan juga perlu memahami bahwa berbeda dengan gas pipa yang harganya cenderung tetap, harga LNG cenderung fluktuatif karena ditentukan oleh mekanisme pasar,” jelas Ratih.
Selain itu, rantai penyaluran LNG juga lebih panjang dibandingkan rantai penyaluran pipa gas. Sebab terdapat proses tambahan berupa pendinginan, transportasi, penyimpanan, dan regasifikasi. Meski begitu, selain ramah lingkungan, LNG tetap lebih efisien dibandingkan sumber energi fosil lainnya.
Related News
Emiten Prajogo (PTRO) Gelar Stock Split 1:10 Saham Bulan Depan
Bergerak Liar, BEI Akhirnya Gembok Saham KARW
Petinggi Emiten TP Rachmat (DRMA) Tampung Lagi Rp1.065 per Lembar
Bos PPRI Lego Saham Lagi, Kali Ini 30 Juta Lembar Harga Atas
Grup Lippo (SILO) Obral Saham ke Karyawan Harga Bawah, Ini Tujuannya
MEDC Siap Lunasi Obligasi Rp476,3 M, Telisik Sumber Dananya