Pinjol, Solusi Cepat atau Jeratan Finansial? Pahami Benefit dan Risiko
ilustrasi pinjaman online atau pinjol. dok/istimewa
EmitenNews.com -Ketika keadaan darurat muncul atau adanya kebutuhan yang mendesak, semua serba mungkin dilakukan, dan seringkali menjadi pilihan. Salah satu Solusi yang menjadi pilihan dan diandalkan oleh generasi milenial adalah pinjaman online atau yang dikenal dengan istilah pinjol. Pinjaman online menawarkan kemudahan akses, persyaratan yang tidak rumit, dan pencairan dana yang cepat. Namun, di balik semua kemudahan tersebut, pinjol juga menyimpan risiko yang tak boleh dianggap remeh. Dalam artikel ini saya akan membahas secara mendalam tentang benefit dan risiko pinjol serta bagaimana cara bijak menghadapinya.
Benefit dari Pinjaman Online
- Menawarkan proses yang cepat dan mudah
Salah satu alasan utama mengapa banyak orang, terutama generasi milenial, memilih pembiayaan berbasis online adalah karena prosesnya lebih cepat dan praktis. Berbeda dengan murahnya biaya pinjaman di bank dimana banyak berkas harus diserahkan dan memakan waktu yang cukup lama dalam persetujuannya, pada pinjaman online biasanya hanya memerlukan KTP, nomor telepon, dan beberapa informasi lainnya. Masyarakat dapat mengisi formulir permohonan dalam hitungan menit dan jika permohonan ini disetujui, dana dapat dicairkan dalam waktu beberapa jam hingga 24 jam.
- Tidak adanya Jaminan
Sebagian besar platform pinjaman online tidak mengharuskan peminjam untuk memberikan agunan berupa aset seperti rumah atau kendaraan, yang biasanya menjadi persyaratan utama dalam pinjaman bank konvensional. Hal ini tentu menguntungkan bagi mereka yang tidak memiliki aset untuk dijadikan agunan atau aset yang mereka miliki tidak ingin terancam..
- Kemudahan akses
pembiayaan berbasis online bisa diakses kapan saja dan di mana saja asalkan terhubung dengan internet. Hal ini membuat pinjaman online menjadi pilihan yang sangat praktis bagi mereka yang membutuhkan dana cepat tanpa harus datang langsung ke kantor bank atau lembaga keuangan lainnya.
- alternatif Bagi yang Tidak Memiliki Akses ke Bank
Saat ini masih banyak Masyarakat yang tidak memiliki akses ke bank, dengan berbagai alasan seperti persyaratan yang terlalu ketat, bahkan ada juga yang karena memiliki riwayat yang tidak baik dengan kreditnya. Sehingga akhirnya pinjol menjadi alternatif bagi mereka yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank.
Selain memiliki benefit, pinjaman online juga memiliki risiko yang harus menjadi pertimbangan.
- menawarkan bunga yang tinggi
selain menawarkan kemudahan, pinjaman online memiliki bunga yang tinggi, ada yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan persen per tahun, tergantung pada platform dan lamanya pinjaman. Bunga pinjaman online jelas jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan pinjaman bank konvensional. Inilah yang seringkali menjebak para peminjam sehingga kesulitan melunasi pinjamannya.
- Bunga yang dikenakan sangat mencekik
Pinjaman online selain memberikan bunga yang tinggi, juga memberlakukan denda karena keterlambatan yang sangat memberatkan. Denda akan terus bertambah jika peminjam tidak dapat melunasi pinjamannya tepat waktu. Inilah yang pada akhirnya membuat peminjam terjebak dalam lingkaran utang karena tidak mampu membayar bunga dan denda yang terus bertambah.
- Bahaya penipuan
Di Tengah maraknya pinjaman online yang legal dan terdaftar di otoritas jasa keuangan (OJK), banyak juga platform ilegal yang beroperasi. Pinjaman online yang illegal ini sangat tidak terbuka dengan syarat dan ketentuannya. Selain menerapkan bunga dan denda yang tinggi, mereka juga menggunakan cara intimidasi dalam menagihnya.
- Menyalahkan gunakan data pribadi peminjam
Risiko lain yang sering terjadi dari pinjaman online adalah menyalahgunakan data pribadi. Banyak platform pinjaman online yang menggunakan data-data pribadi peminjam untuk tujuan yang tidak etis. Risiko ini yang membuat banyak orang merasa cemas terhadap keamanan data mereka.
- Terjebak dalam siklus utang
Penawaran tentang kemudahan pinjaman online ini, seringkali membuat banyak orang tergoda, sehingga mereka dapat terus melakukan pinjaman tanpa memikirkan kemampuan bayarnya, akhirnya mereka terjebak dalam siklus utang dan sulit untuk keluar. Kodisi ini membuat mereka mengambil pinjaman baru dari platform yang berbeda, yang akhirnya memperburuk kondisi keuangannya sendiri.
Bijaklah dalam menggunakan pinjaman online. Berikut adalah cara bijak yang dapat dilakukan:
- Meminjam sesuai dengan kebutuhan
Gaya hidup dan untuk memenuhi keinginan seringkali menjadi pemicu dalam melakukan pinjaman online, padahal pinjaman boleh dilakukan untuk kondisi yang mendesak dan tidak bisa ditunda. Ingat bahwa pinjaman adalah utang, yang harus dikembalikan dengan bunga, jadi pikirkan dengan baik sebelum memutuskan untuk mengambil pinjaman online.
- Memilih platform yang legal
Sebelum melakukan pinjaman, pastikan memeriksa legalitas dari platform yang akan digunakan. Pilihkan platform yang legal, terdaftar dan diawasi oleh OJK. Ini merupakan Langkah awal yang sangat penting untuk memastikan bahwa tidak akan menimbulkan risiko yang terlalu besar.
- Pelajari dan pahami syarat dan ketentuan
Ini yang tidak pernah dilakukan oleh peminjam, apalagi dalam kondisi yang darurat. Syarat dan ketentuan serngkali diabaikan, padahal ini sangat perlu, agar peminjam mengetahui betul berapa besaran bunga, lamanya pinjaman, dan aturan lain yang seringkali menjebak. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang tidak jelas dan tidak dimengerti.
- Ukur kemampuan diri dalam membayar
Kemampuan diri untuk membayar juga harus dipertimbangkan, hitung dengan cermat kemampuan. Pastikan bahwa pendapatan yang diperoleh akan mampu menutupi cicilan dengan tidak mengorbankan yang lainnya, apalagi mengorbankan kebutuhan sehari- hari. Sesuaikan jumlah pinjaman yang diajukan dengan kemampuan bayarnya.
Advertorial
Related News
Kebangkrutan Tupperware: Analisis Mendalam & Pelajaran Untuk Investor
Prospek Cemerlang Saham-Saham Sektor Properti BEI
Dampak Penurunan Suku Bunga Acuan Terhadap Minat Investasi
Inilah Alasan Mengapa Mempersiapkan Dana Pensiun Sangat Penting!
Peluang & Dampak Obligasi di Tengah Fluktuasi Suku Bunga di Indonesia
Akankah Kabinet Zaken Mempengaruhi Kepercayaan Investor?