EmitenNews.com - Pada tahun 2024 ini PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) akan memasok kebutuhan 2,2 juta ton biomassa untuk 47 PLTU milik PLN. Jumlah tersebut meningkat cukup signifikan dibanding realisasi pemanfaatan biomassa PLN pada tahun 2023 yang hanya sebesar 1 juta ton.


Sekretaris PLN EPI, Mamit Setiawan di Gunungkidul Minggu (28/7/24) mengungkapkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mampu meningkatkan ekonomi dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat di Gunungkidul Yogyakarta.


Berdasarkan hasil Sosial Return on Investment (SROI) program TJSL berdaya energi mampu meraih nilai 3,72. Artinya, dengan total investasi Rp897 juta memberikan dampak mencapai Rp3,6 miliar.


“Untuk Kambing perah PE, total investasi kisaran Rp1 miliar memiliki nilai SROI 1,91 dengan hasil survei kepuasan masyarakat mencapai nilai 80 atau baik,” kata Mamit.


Program TJSL berdaya energi yang dilakukan PLN EPI yaitu program penghijauan dalam bentuk penanaman pohon multi fungsi, di mana daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak, serta batangnya sebagai sumber bahan baku biomassa. Tanaman Multifungsi yang ditanam berjenis gamal, gmelina, kaliandra merah dan indigofera.


“Program desa berdaya energi merupakan tindak lanjut kerjasama antara PLN pusat dengan Pemerintah Propinsi DIY Kesultanan Yogyakarta untuk menggunakan lahan Sultan Ground melakukan penanaman multifungsi. Daunnya bisa digunakan sebagai pakan ternak kambing, sedangkan limbahnya menjadi biomassa cofiring PLTU,” tegasnya.


Salah satu alasan melakukan program tersebut adalah warga Kalurahan Karang Asem dan Gombang sangat kesulitan mencari pakan ternak pada musim kemarau. Melalui program ini, maka istilah sapi makan sapi diharapkan dapat segera teratasi.


“Ya, memang saat ini masih ada istilah sapi makan sapi. Itu terjadi saat musim kemarau panjang, peternak sapi dan kambing kesulitan untuk mencari pakan,” kata Lurah Karang Asem, Parimin.


PLN Energi Primer Indonesia telah melakukan penanaman 100.000 bibit pohon di dua keluarahan. Pada tahap awal, ditanam 50.000 bibit pohon, kemudian pada 22 Februari 2024 ditanam lagi 50.000 bibit pohon.


Sebanyak 50.000 bibit dibagikan untuk dua kelurahan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 15.000 bibit ditanam di Tanah Kas Desa dan Sultan Ground seluas 300.000 meter persegi atau 30 hektar dengan kerapatan tanaman 1 meter antarpohon. Kemudian, sebanyak 10.000 bibit ditanam di ladang atau pekarangan warga dan setiap warga atau Kepala Keluarga mendapatkan 9-12 bibit pohon.


“Daunnya bisa untuk pakan ternak. Rantingya dikumpulkan, dikemas, nanti dikirim ke PLN Pacitan sebagai pengganti batu bara,” tambah Parimin.


Lurah Gombang, Supriyanto mengungkapkan masyarakat memanfaatkan tanaman multifungsi tersebut di pekarangan rumahnya masing-masing. Nantinya, masyarakat Gombang bisa mengambil daunnya untuk pakan ternak.


“Tanaman seperti Indigofera sama sekali tak mengganggu tanaman produktif dan tak merusak tanah lahan produktif,” kata Supriyanto.


Melalui penanaman tanaman energi diharapkan dapat mendukung pasokan biomassa untuk co-firing PLTU demi mengurangi emisi dari pemanfaatan batu bara pada pembangkitan listrik PLTU.


“Diharapkan nantinya bisa menghasilkan 300.000 ton biomassa. Memang tidak terlalu besar, tetapi ini salah satu upaya dari PLN EPI untuk bisa meningkatkan pasokan biomassa ke depannya,” kata Mamit.(*)