EmitenNews.com -Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang untuk operator minimarket Indonesia PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sebagai pengelola gerai minimarket Alfamart di 'AA(idn)'. Outlooknya Stabil.

Peringkat tersebut mencerminkan ekspektasi kami bahwa profil bisnis dan keuangan Alfamart yang kuat akan tetap sepadan dengan peringkat 'AA(idn)'. Alfamart akan terus tumbuh pada tahun 2024-2025 didukung oleh perluasan toko dan gudang. Kami yakin arus kas internal Alfamart akan cukup untuk menutupi belanja modal dan keuntungan pemegang saham sambil mempertahankan margin arus kas bebas positif (FCF) sekitar 1% untuk beberapa tahun ke depan.

Peringkat Nasional 'AA' menunjukkan ekspektasi terhadap tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau kesatuan moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dengan risiko yang dimiliki emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.

Penambahan Gerai yang Berkelanjutan: Fitch memperkirakan Alfamart akan membuka sekitar 1.200 gerai konsolidasi setiap tahunnya pada tahun 2024 dan 2025 (estimasi tahun 2023: sekitar 1.700). Penambahan toko bersih yang konsisten dan konsumsi yang lebih tinggi akan mendukung pertumbuhan pendapatan perusahaan di kisaran satu digit rendah hingga menengah pada tahun 2024-2025 (perkiraan tahun 2023: sekitar 10%). Alfamart berencana membangun tiga gudang baru di Jawa Tengah dan Sulawesi pada tahun 2024 untuk mendukung pertumbuhan operasionalnya.

Pertumbuhan dari Luar Jabodetabek: Gerai Alfamart dan kompetitor terdekatnya, PT Indomarco Prismatama (Indomaret), akan terus bertambah, terutama di luar Jabodetabek. Daerah-daerah yang kurang jenuh ini menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih besar. Pangsa pasar dan strategi ekspansi Alfamart sebagian dipengaruhi oleh pemimpin pasar, Indomaret, meskipun Alfamart memiliki fleksibilitas untuk memangkas belanja modal dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Indomaret dan Alfamart (secara konsolidasi) masing-masing memiliki sekitar 22.000 toko pada akhir September 2023.

Margin Stabil: Fitch memperkirakan margin EBITDA Alfamart sebesar 7,0%-7,5% pada tahun 2024-2025 (9M23: 7%), didukung oleh biaya yang lebih rendah di toko-toko di luar Pulau Jawa. Meningkatnya jumlah toko juga akan mendukung pertumbuhan pendapatan dari pemrosesan pembayaran berbasis biaya dan sewa ruang. Perusahaan juga telah melakukan beberapa inisiatif efisiensi biaya, termasuk penggunaan teknologi dan digitalisasi untuk pengelolaan inventaris dan alokasi personel toko.

Leverage Rendah: Fitch memperkirakan EBITDAR net leverage, disesuaikan dengan sewa dibayar dimuka, akan tetap di bawah 1,0x pada tahun 2024-2025. Hal ini akan didukung oleh saldo kas Alfamart yang melimpah dan perolehan kas internal yang kuat. Alfamart secara mandiri sudah bebas utang sejak 2021. Sisa utang di neraca konsolidasi berasal dari anak usaha PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi). Hutang Alfamidi sebesar Rp171 miliar pada akhir September 2023, yang seluruhnya dapat ditutupi dengan saldo kas sebesar Rp326 miliar.

FCF Positif Meskipun Belanja Modal Lebih Tinggi: Kami yakin arus kas internal Alfamart akan terus mencukupi untuk memenuhi kebutuhan belanja modal dan pembayaran dividen. Hal ini terlepas dari perkiraan kami bahwa belanja modal tahunan akan meningkat menjadi IDR5,5 triliun-6,0 triliun pada tahun 2024-2025 (2023E: IDR4,7 triliun) karena adanya perpanjangan sewa yang lebih banyak. Kami memperkirakan bahwa perusahaan perlu memperpanjang masa sewa yang telah habis masa berlakunya pada sekitar 2.500 toko pada tahun 2024, dibandingkan dengan sekitar 2.000 toko pada tahun 2023.

Posisi Pasar yang Kuat: Profil kredit Alfamart diuntungkan oleh posisinya sebagai operator minimarket terbesar kedua di Indonesia, dalam hal jumlah toko, hanya tertinggal sedikit dari Indomaret. Kami memperkirakan persaingan antara Alfamart dan Indomaret akan tetap rasional, dengan tidak adanya kegiatan promosi yang agresif dan penurunan harga yang signifikan, meskipun ukurannya sama.

Toko-toko kecil Alfamart mengungguli supermarket dan hipermarket karena kedekatannya dengan pelanggan. Indomaret dan Alfamart (standalone) masing-masing memiliki tambahan gerai hampir 1.000 gerai pada 9M23, sementara operator supermarket dan hipermarket hanya menambah gerai sebanyak 17 gerai. PT Hero Supermarket Tbk dan PT Matahari Putra Prima Tbk terus mencatatkan margin yang tipis atau negatif pada 9M23 , sementara Alfamart secara konsisten mempunyai margin laba operasional yang positif di atas 2%.