EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak melemah terbatas. Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 6 September 2024, IHSG akan menguji level classic support 7.606, dan resistance level 7.726. Koreksi berpotensi disebabkan aksi taking profit para investor. 

Tekanan jual cukup fluktuatif membawa IHSG ke zona hijau pada perdagangan kemarin (5/9) membuat para investor khawatir akan kenaikan IHSG makin terbatas. Secara teknikal, IHSG membentuk dragonfly doji dengan indikasi adanya reversal trend mungkin terjadi hari ini.

Sehingga hari ini, para investor diimbau untuk lebih bersabar di akhir pekan. Di sisi lain, gaji swasta di Amerika Serikat (AS) meningkat 99 ribu pekerjaan pada Agustus, jauh di bawah perkiraan 144 ribu, dan menjadi kenaikan terendah sejak Januari 2021. Jumlah klaim tunjangan pengangguran juga turun sedikit menjadi 227 ribu pada akhir Agustus, meski perkiraan sebelumnya diproyeksi angka lebih tinggi. 

Data tersebut memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS. Laporan itu, menjelang rilis nonfarm payrolls, meningkatkan spekulasi kebijakan moneter lebih agresif mungkin diperlukan, termasuk kemungkinan penurunan suku bunga 50 basis points (bps) pada September 2024. Pelonggaran lebih lanjut hingga 111 basis poin juga diantisipasi akhir tahun ini.

Menilik data itu, 

StocKnow.id menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Antara lain Bank Syariah Indonesia alias BSI (BRIS) Rp2.650 per saham dengan take profit Rp2.700-2.790 per lembar, dan stop loss Rp2.500 per eksemplar.

XL Axiata (EXCL) Rp2.360 per saham dengan take profit Rp2.440-2.520 per eksemplar, dan stop loss Rp2.270 per helai. Japfa (JPFA) Rp1.630 per lembar dengan take profit Rp1.630-1.680 per saham, dan stop loss Rp1.580 per helai.

Alam Sutera Realty (ASRI) Rp248 dengan take profit Rp256-266, dan stop loss Rp240. Menyudahi perdagangan kemarin, IHSG surplus 0,11 persen alias 8,1 poin menjadi 7.681. Volume perdagangan 18,3 miliar lembar senilai Rp9,9 triliun. Sementara itu, asing mencatat net buy Rp584 miliar. (*)