Profit Taking! IHSG Kembali Tertekan
Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWAi
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,18 persen menjadi 7.490. Saham sektor teknologi menyumbang pelemahan terbesar, dan saham sektor basic material membukukan kenaikan terbesar.
Pasar disinyalir merespons negatif pemberlakuan tarif resiprokal mulai hari ini, Jumat, 7 Agustus 2025. Indonesia dikutif tarif 19 persen oleh Amerika Serikat (AS). Profit taking lanjutan pada saham-saham konglomerasi juga ikut membebani indeks.
Data cadangan devisa Indonesia pada Juli 2025 tercatat turun menjadi USD152 miliar dari periode Juni 2025 di level USD152,6 miliar. Meski cadangan devisa berada pada level terendah selama delapan bulan terakhir, namun posisi saat ini masih cukup untuk membiayai 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri, di atas standar internasional 3 bulan impor.
Selanjutnya, investor menanti rilis indeks consumer confidence Juli 2025 diperkirakan membaik pada level 118,4 dari edisi Juni 2025 di kisaran 117,8. Secara teknikal, indikator Stochastic RSI sudah berada di area oversold dengan penurunan mulai melandai. MACD mengindikasikan berlanjutnya reversal dengan histogram negatif membesar.
Tekanan volume jual juga mengalami kenaikan. Namun, dengan masuknya beberapa saham ke dalam indeks MSCI diperkirakan menjadi faktor positif. So, indeks sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 8 Agustus 2025 diperkirakan bergerak pada rentang 7.450-7.550.
Berdasar data tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Adaro Mineral (ADMR), Adisarana (ASSA), Merdeka Copper Gold (MDKA), Vale Indonesia (INCO), dan Harum Energy (HRUM). (*)
Related News
Ditutup di Level 8.700, IHSG Bangkit Didukung Lima Sektor Ini
Menthobi (MKTR) Sabet Penghargaan ARA 2024
Danantara Investment Management Rilis Surat Utang Rp11,38 Triliun
Kinerja Industri Asuransi Jiwa di Triwulan III 2025 Menguat
IHSG Menguat 0,42 Persen di 8.693,71, Sektor Ini Pimpin Kenaikan
Listrik Aceh Belum Sepenuhnya Pulih, Bahlil dan PLN Minta Maaf





