Profit Taking Mengintai, IHSG Uji Level 7.580
Seseorang mangabadikan pergerakan saham di Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,68 persen menjadi 7.515. Rebound indeks antara lain dipicu ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, dan data product domestic bruto (PDB) kuartal II-2025 di atas perkiraan.
Saham sektor consumer cyclical membukukan penguatan terbesar, sedang saham sektor basic material mengalami koreksi terbesar. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 tercatat 3,7 persen secara kuartalan (QoQ), pulih dari edisi sebelumnya terkontraksi 0,98 persen QoQ, dan di atas perkiraan 3,7 persen QoQ.
Itu merupakan pertumbuhan kuartalan tertinggi sejak kuartal III-2020, didorong aktivitas perayaan keagamaan, dan pariwisata karena banyak hari libur pada kuartal II-2025 lalu. Konsumsi masyarakat tumbuh 3,14 persen didukung adanya paket stimulus sekitar Rp24 triliun.
Kondisi tersebut mendorong ekonomi pada kuartal II-2025 secara tahunan tumbuh 5,12 persen YoY dari kuartal I-2025 di kisaran 4,87 persen YoY, melampaui estimasi 4,8 persen, dan merupakan ekspansi tahunan tercepat sejak kuartal II-2023.
Perbaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 itu, menimbulkan optimisme akan pemulihan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Secara teknikal, indikator Stochastic RSI mendekati area oversold, dan volume beli mengalami kenaikan.
Namun indikator MACD masih berpotensi mengalami death cross. So, indeks diprediksi menguji resistance 7.550-7.580, meski masih dibayangi risiko profit taking. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor mengoleksi saham BMRI, BRIS, BBTN, SSIA, dan CLEO sebagai bahan koleksi. (*)
Related News
Menperin: Seluruh Kebutuhan Haji/Umroh Bisa Dipenuhi Industri Nasional
SUPA Masuk Top Gainer, IHSG Menguat di 8.715 pada Sesi I (17/12)
Kendalikan Banjir Jabodetabek, Pembangunan Tanggul Ciliwung Dilanjut
Prabowo Targetkan Papua Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun
Pemerintah Hentikan Impor Solar Mulai Tahun Depan
Wall Street Jeblok, IHSG Cenderung Melemah





