Prospek Ekonomi Tetap Cerah, BEI Lakukan Transisi Papan Pemantauan Khusus di 2024
EmitenNews.com -Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Caroline Rusli mengatakan prospek perekonomian Indonesia tetap baik di 2024 meskipun ada potensi perlambatan ekonomi global. "Prospek perekonomian domestik masih baik, di tengah potensi perlambatan ekonomi global," kata Caroline di Jakarta, Kamis (21/12).
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2024 diperkirakan tetap stabil didukung oleh potensi meningkatnya belanja kampanye menjelang pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres) di Februari dan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak November.
Pesta demokrasi diharapkan dapat membantu memulihkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat bawah, melalui pencairan subsidi sosial yang lebih masif. Dari sisi inflasi, berlalunya dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan sinergi pengendalian inflasi yang baik antara Bank Indonesia dan pemerintah baik pusat maupun daerah akan membuat inflasi tetap terkendali dan rendah.
"Potensi peralihan kebijakan moneter global yang lebih akomodatif di tahun depan membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk menjadi lebih akomodatif," ujarnya. Di sisi lain, ia menuturkan beberapa faktor risiko yang perlu dicermati bagi perekonomian yakni arah kebijakan suku bunga acuan global, meningkatnya tensi risiko geopolitik, serta daya beli masyarakat segmen bawah dan menengah ke bawah.
Selain itu, keterbatasan fiskal Amerika Serikat (AS) dalam menopang perekonomian juga dapat menjadi faktor risiko bagi pasar finansial global. Caroline mengatakan bantuan sosial berupa beras dan uang tunai jelang pilpres diharapkan dapat membantu menopang perekonomian dalam jangka pendek terutama dalam mendorong daya beli masyarakat segmen bawah dan menengah ke bawah dengan biaya hidup yang terus melonjak.
Disisi lain, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan penyesuaian masa transisi papan pemantauan khusus tahap II pada kuartal I-2024, sebagai upaya memberikan peluang yang lebih luas bagi pelaku pasar untuk memahami dan beradaptasi dengan perdagangan papan pemantauan khusus tahap I.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffery Hendrik mengatakan, pihaknya mengusulkan untuk memberikan masa transisi ekstra sampai dengan Maret 2024. “Hal ini dirasa perlu untuk memastikan kesiapan oleh pelaku pasar dan juga agar investor terbiasa dengan mekanisme perdagangan untuk saham-saham yang masuk ke dalam papan pemantauan khusus, karena dalam implementasi papan pemantauan khusus tahap II, seluruh saham akan diperdagangkan secara full call auction,”ujarnya di Jakarta.
Disampaikannya, papan pemantauan khusus tahap II merupakan kelanjutan dari pengembangan tahap I hybrid call auction yang diperkenalkan pada 12 Juni 2023 lalu. Menurut dia, tahapan hybrid call auction tersebut menggabungkan mekanisme perdagangan continuous auction dengan mekanisme perdagangan call auction untuk saham yang memenuhi kriteria tertentu pada papan pemantauan khusus.“Pada full call auction seluruh saham yang memenuhi kriteria pada papan pemantauan khusus akan diperdagangkan menggunakan mekanisme call auction. Hal ini tidak seperti implementasi hybrid call auction, di mana saham yang terkena kriteria likuiditas saja yang diperdagangkan secara periodic call auction,”kata Jeffrey.
Selain itu, ujarnya lagi, full call auction diperdagangkan dalam 5 sesi untuk hari Senin- Kamis dan 4 sesi untuk hari Jumat, dimana pada tahapan full call auction, saham pada papan pemantauan khusus dapat diperdagangkan sampai harga minimum Rp1.“Paralel dengan penyesuaian masa transisi tersebut, BEI terus melakukan pengujian bersama Anggota Bursa dan Data Vendor melalui area replika untuk mendukung kesiapan pelaku pasar untuk implementasi full call auction pada Maret 2023,” ujar Jeffrey.
Dengan papan pemantauan khusus, Jeffrey berharap dapat memotivasi perusahaan tercatat yang masuk dalam papan tersebut untuk memperbaiki performa dan kinerja, sehingga meningkatkan kepercayaan dan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.“Kami berharap dengan implementasi papan pemantauan khusus tahap II (full call auction) dapat meningkatkan aktivitas transaksi dan pembentukan harga yang lebih baik untuk saham-saham pada papan pemantauan khusus,”jelasnya.
Related News
GJAW 2024, Tiga Merek Baru Mobil Listrik Asal China Diluncurkan
ACC Raih Indonesia Most Powerful Women Awards 2024
Berdayakan Pelaku UMKM, Menteri Maman Siapkan Kartu Usaha
Menteri Bahlil Siap Laporkan Tiga Skema Subsidi BBM Kepada Presiden
Kolaborasi Pertamina, TAM dan TRAC Uji Coba Penggunaan Bioetanol E10
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN