EmitenNews.com - PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) secara resmi menjadi bagian dari Holding PT Danareksa (Persero). Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 7 tahun 2022, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa.


Direktur Utama PT Danareksa, Arisudono Soerono, menjelaskan pembentukan Holding Danareksa bertujuan mengembangkan usaha anak perusahaan melalui value creation dengan transformasi model bisnis, sinergi, serta peningkatan kualitas SDM.


"Ke depan sebagai induk usaha Danareksa akan berperan sebagai coach bagi KBI. Selain itu Danareksa akan membuka akses ke pendanaan baik di pasar maupun kepada calon investor baru," kata Ari di Jakarta, Rabu (9/2/22).


Dengan menjadi bagian dari Holding Danareksa, komposisi 250.000 saham KBI akan terbagi berupa saham Seri B sebanyak 249.999 lembar saham yang dimiliki Danareksa, serta 1 lembar saham seri A atau Saham Dwi Warna yang tetap dimiliki Pemerintah Indonesia.

Komposisi kepemilikan saham ini menunjukkan kontrol pemerintah tetap ada pada KBI, baik melalui Danareksa maupun kontrol langsung atas hak Pemerintah melalui saham Dwi Warna.


Ari menilai KBI memiliki potensi besar untuk berkembang. Untuk itu pihaknya akan terus mendorong KBI untuk melakukan berbagai inisiasi dan inovasi bisnis. Baik di sektor perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas maupun dalam ekosistem Sistem Resi Gudang.


"Harapan kami, ke depan KBI akan menjadi mesin pertumbuhan bagi Danareksa sebagai induk usaha,” tambahnya.


Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia, Fajar Wibhiyadi mengatakan pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam membentuk Holding Danareksa. Adanya perubahan kepemilikian saham ini akan menjadi era baru bagi KBI.


Dalam hal kegiatan operasional KBI akan tetap menjalankan kegiatan usaha dalam melayani para pemangku kepentingan seperti biasa.


"Sebagai Lembaga Kliring kami tetap menjalankan peran ini sesuai dengan regulasi pemerintah yang ada. Selain itu, KBI juga tetap menjalankan penugasan pemerintah sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang,” ujar Fajar.


Ke depan KBI akan melakukan kolaborasi bisnis sesama anggota holding berbasis kepada kompetensi masing-masing. Diharapkan ini bisa menjadi satu katalisator untuk bisa saling mendukung dan tumbuh bersama.


Sejalan dengan berbagai inisiasi dan inovasi yang dijalankan, KBI mentargetkan kinerja KBI akan terus tumbuh. Terlebih industri perdagangan berjangka maupun resi gudang di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang.


Fajar menyebut untuk tahun 2022 ini berbagai inisiasi bisnis sudah mulai berjalan, dan ada beberapa yang tengah dalam persiapan. Inisisasi tersebut meliputi peran KBI sebagai Lembaga Kliring di Pasar Fisik Emas Digital, Lembaga Kliring di Perdagangan Aset Kripto, serta persiapan KBI sebagai Lembaga Kliring Perdagangan Karbon.


"Selain itu KBI juga tengah mempersiapkan untuk berperan sebagai Central Counterparty Clearing House”, ungkapnya.


Sebelum menjadi bagian dari Holding Danareksa, KBI telah mencatatkan kinerja korporasi dalam posisi positif.


Dalam 4 tahun terakhir, dari tahun 2017 – 2020, KBI berhasil mencatatkan pertumbuhan laba / Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 46,82 %. Sedangkan di tahun 2021, sampai dengan kuartal III KBI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 70,9 Milyar, atau tumbuh 55,49% dari perolehan dalam periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 45,6 Milyar.


Setelah menjadi bagian dari Holding Danareksa, sebagai bagian korporasi yang di-scale up, kinerja KBI diharapkan akan lebih meningkat dan terus tumbuh.(fj)