PTPP Ikut Kaji Potensi Merger dengan Wijaya Karya (WIKA)
Ilustrasi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). dok. Kontan.
EmitenNews.com - PT PP Tbk (PTPP) ikut mengkaji potensi terjadinya penggabungan usaha antara PTPP dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagaimana wacana Menteri BUMN Erick Thohir. Meski keputusan merger sepenuhnya menjadi domain Kementerian BUMN selaku pemegang saham, manajemen PTPP terlibat dalam proses kajiannya.
Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (23/3/2024), Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengemukakan, manajemen PTPP diminta menjelaskan kompetensi baik yang menjadi keunggulan maupun kekurangan PTPP. Dari situ, Kementerian BUMN kemudian melakukan asesmen guna melihat tingkat kecocokan.
“Mungkin kajiannya sudah ada hasilnya. Kami juga masih menunggu hasil detailnya seperti apa. Detailnya proses penggabungan itu seperti apa, masih menunggu dari Kementerian BUMN,” ujar pria yang akrab disapa Efendi itu di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
Inisiatif Menteri BUMN yang berencana menggabungkan PTPP dan WIKA, kemudian Hutama Karya dengan Waskita Karya, menurut Efendi, mungkin saja terjadi. Tapi, dia menekankan, manajemen PTPP masih fokus menunggu hasil resmi dari kajian Kementerian BUMN.
“Apakah nanti hasilnya masing-masing BUMN Karya digabung sesuai spesialisasinya, kami masih menunggu. Sebab bagaimanapun, setiap BUMN Karya tentu mempunyai kompetensi unggulannya masing-masing,” katanya.
Rencana Kementerian BUMN mengkonsolidasikan BUMN Karya pasti memiliki landasan niat yang baik. Terlebih, setelah dievaluasi sebanyak tujuh BUMN Karya mempunyai kompetensi serupa dan bisa mengikuti bidding pada proyek yang sama.
"Salah satu evaluasinya itu, penggabungan, sehingga tidak ada BUMN Karya yang punya spesialisasi khusus. Tujuh BUMN Karya bisa ngerjain bendungan, jalan tol. Jadi, semuanya palugada. Makanya, Kementerian BUMN katanya ingin ada spesialisasi," terang Efendi.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana mengonsolidasikan tujuh BUMN Karya menjadi tiga perusahaan. Nantinya, setiap perusahaan konstruksi pelat merah yang dimerger itu, memiliki penugasan berbeda-beda.
Ketujuh BUMN Karya tersebut yaitu PT Hutama Karya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Nindya Karya, dan PT Brantas Abipraya.
Menteri Erick Thohir bilang, rencana merger di BUMN Karya sudah sampai tahap klasterisasi. Klaster pertama, penggabungan antara Hutama Karya dan Waskita Karya (WSKT). Klaster ini, bakal fokus pada proyek-proyek jalan tol, nontol, institutional building dan residential commercial.
Klaster kedua, Wijaya Karya (WIKA) digabung dengan PTPP. Klaster tersebut akan fokus pada proyek-proyek seperti seaport, airport, engineering procurement construction (EPC), termasuk proyek residensial seiring dengan adanya sisa aset-aset sebelumnya.
“Klaster ketiga, menggabungkan PT Adhi Karya Tbk (ADHI), Nindya Karya, dan Brantas Abipraya. Klaster ini akan fokus pada proyek air, railway, dan lainnya," tutup Menteri BUMN Erick Thohir. ***
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram