EmitenNews.com -PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menyampaikan perkembangan terbaru terkait rencana penggabungan (merger) BUMN karya. Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad, mengatakan bahwa proses merger saat ini masih berjalan dan terus dikoordinasikan dengan seluruh pihak terkait, termasuk perusahaan-perusahaan BUMN karya serta pemegang saham, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

“Rencana merger saat ini masih berjalan. Prosesnya dilakukan baik oleh masing-masing BUMN karya maupun secara bersama-sama. Kami rutin berkoordinasi dengan Danantara serta konsultan-konsultan yang terlibat,” ujar Novel dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kamis (17/12).

Diketahui, PTPP direncanakan akan bergabung dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI). Proses merger tersebut ditargetkan rampung pada 2026, mengingat banyaknya tahapan yang harus dilalui, baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu, perusahaan juga mempertimbangkan berbagai aspek, seperti risiko, kondisi pasar, hingga prospek bisnis ke depan.

“Progres hingga saat ini masih sesuai rencana. Namun, perkiraannya memang akan berlangsung hingga 2026,” ungkap Novel.

Sejalan dengan arahan pemegang saham Danantara, PTPP akan lebih memfokuskan bisnisnya pada sektor konstruksi sebagai core business.

“Ke depan kami akan fokus pada bisnis konstruksi, baik di area building, infrastruktur, maupun IPC. Fokus ini berjalan seiring dengan proses merger bersama mitra yang telah ditetapkan,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa prospek bisnis PTPP tidak mengalami perubahan. Perusahaan tetap menggarap proyek-proyek BUMN, APBN, serta membuka peluang di sektor swasta.

Novel mengungkapkan bahwa kesiapan PTPP dalam aksi korporasi merger ini baru mencapai sekitar 40–50 persen. Hal tersebut disebabkan masih berlangsungnya berbagai kajian, termasuk analisis pangsa pasar, risiko bisnis, aspek legal, serta kewajiban sebagai perusahaan terbuka.

“Sebagai perusahaan publik, prosesnya tentu tidak sederhana. Kami harus memenuhi berbagai ketentuan, termasuk pelaporan ke OJK. Oleh karena itu, kami ingin memastikan proses ini berjalan tuntas dan sempurna, meski waktunya sedikit bergeser,” jelasnya.

PTPP menargetkan pendapatan sebesar Rp16 triliun pada 2026, dengan target perolehan kontrak baru mencapai Rp23,5 triliun. Sementara itu, target laba masih dalam tahap evaluasi.

“Hingga akhir tahun, kami perkirakan realisasi kontrak baru bisa mencapai 92 persen dari target,” kata Novel dalam konferensi pers di Plaza PP, Jakarta, Kamis (18/12).

Ia menambahkan, masih terdapat sejumlah proyek yang menunggu pengumuman pemenang serta mengalami penyesuaian jadwal pengerjaan. Selain itu, PTPP juga masih menjalankan proyek luar negeri, salah satunya pembangunan jalur kereta api di Filipina yang memiliki durasi kontrak cukup panjang, sekitar lima tahun.

Terbaru, PTPP berhasil mengantongi kontrak proyek Pembangunan Sekolah Rakyat Provinsi Bengkulu. Proyek fasilitas pendidikan terpadu ini akan dibangun di dua lokasi, yakni Kota Bengkulu dan Kabupaten Kaur.

Proyek tersebut bernilai Rp501,99 miliar dan didanai melalui APBN Tahun Anggaran 2025–2026. Pekerjaan akan dilaksanakan selama 240 hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dengan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender.