EmitenNews.com - Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mampu menurunkan sejumlah beban operasional dan keuangan pada 6 bulan pertama tahun ini atau paruh pertama dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (YoY).

 
Mengacu laporan keuangan publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang disampaikan sejak 30 Juli pekan lalu, perseroan makin efisien dengan memangkas sejumlah beban perusahaan.
 
Pertama, beban umum dan administrasi turun 16% menjadi Rp 2,47 triliun dari Juni 2023 sebesar Rp 2,93 triliun.
 
Kedua, beban penjualan dan pemasaran GOTO per Juni juga berhasil ditekan sebesar 56,1% menjadi Rp 1,45 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,30 triliun.
 
Ketiga, beban pengembangan produk turun 53% jadi Rp 852 miliar dari sebelumnya Rp 1,822 triliun.
 
Keempat, beban operasional dan pendukung berkurang 49% menjadi Rp 502 miliar dari sebelumnya Rp 993 miliar.
 
Penurunan ini membuat total biaya dan beban perseroan berkurang hingga 27,2% menjadi Rp 9,47 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,99 triliun.
 
Dampak positifnya, rugi operasional (rugi usaha) GOTO pada periode 6 bulan YoY turun sebesar 72% menjadi Rp 1,73 triliun dari rugi operasional di Juni 2023 sebesar Rp 6,11 triliun.
 
Dari sisi pendapatan bersih, induk Gojek dan GoTo Financial ini membukukan pendapatan bersih di semester I-2024 ini sebesar Rp 7,74 triliun, meningkat 12,4% dari periode yang sama Juni 2023 sebesar Rp 6,88 triliun.
 
Perseroan juga berhasil memangkas rugi bersih atribusi entitas induk sebesar 62,3% menjadi Rp 2,7 triliun, dari rugi bersih sebelumnya Rp 7,16 triliun.
 
Menurut Analis Riset Mirae Asset, Christopher Rusli, nilai kerugian EBITDA yang disesuaikan (proforma) berhasil turun hingga 95% YoY menjadi Rp 48 miliar di Q2-2024, mendekati titik impas (breakeven), sedangkan rugi periode berjalan Q2-2024 juga berkurang 63% menjadi Rp 954 miliar.
 
"Ini menandai kuartal kedelapan berturut-turut dari EBITDA yang disesuaikan membaik dan perusahaan berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas. Hasil yang sangat baik untuk Q2-24, fokus strategis GOTO yang menyasar konsumen pasar massal membuahkan hasil,” katanya, dalam riset 5 Agustus 2024.
 
Sebab itu, Mirae Asset mempertahankan peringkat netral untuk sektor ini hingga perubahan lebih lanjut.

“Kami memberikan rekomendasi beli untuk GOTO dengan target harga yang dipertahankan masing-masing Rp80/saham mengingat kinerja masih sesuai dengan perkiraan kami saat ini,” katanya. Target harga ini masih sama dengan riset Mirae Asset sebelumnya 19 Juli 2024.
 
Perseroan mencatatkan pendapatan jasa pinjaman, dari lini bisnis GoTo Financial (GTF), yang melesat 662% menjadi Rp 667 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp 88 miliar.
 
Meski demikian, pada perdagangan Senin ini (5/8) saham GOTO masih bergerak antara Rp 52-53 per saham dengan nilai transaksi jelang penutupan pasar Rp 236 miliar dengan volume perdagangan 4,64 miliar saham. Investor asing masuk dengan melakukan pembelian sebesar Rp 8 miliar di pasar reguler.
 
Dalam keterangan resmi sebelumnya, Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, menjelaskan percepatan pertumbuhan di kuartal kedua kembali menegaskan tepatnya strategi untuk fokus pada konsumen mass market.
 
“Kami akan terus memberikan solusi bagi seluruh konsumen kami, baik yang membutuhkan kenyamanan maupun mementingkan harga. Langkah ini akan terus menjadi landasan pertumbuhan perseroan, seiring dengan upaya kami meningkatkan topline serta terus berkomitmen mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun buku 2024,” katanya.