Raih 2 Juta Investor Baru, Semester I Target 2025 BEI Sudah Terlampaui

Ilustrasi suasana Bursa Efek Indonesia. Dok. Sinar Harapan.
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia mencatat pertumbuhan investor jauh di atas target. Dalam tahun 2025, BEI menargetkan tambahan dua juta investor baru. Tetapi, lihatlah. Pada semester I-2025 jumlah investor telah bertambah dua juta entitas. Dengan demikian totalnya menjadi 16,8 juta investor. Data itu didominasi investor muda atau generasi milenial dan gen z.
"Targetnya, seharusnya 2 juta sampai akhir tahun. Tetapi, dalam waktu 6 bulan, sudah mencapai target 2 juta investor baru," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (25/6/2025).
Jumlah investor sepanjang 2024 mencapai 14,8 juta atau naik 1,7 juta secara tahunan. Jumlah investor saham tercatat 60,3 juta investor atau naik empat kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Peningkatan itu, jelas mencerminkan keyakinan investor terhadap pasar modal Indonesia masih cukup terjaga, meski dihadapkan pada situasi ekonomi global dan domestik yang penuh ketidakpastian.
Tahun lalu BEI telah melaksanakan lebih dari 34 ribu kegiatan edukasi untuk mendukung pertumbuhan investor pasar modal secara berkelanjutan. Aktivitas tersebut naik sebesar 86% jika dibandingkan dengan 2023, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 59 juta orang.
BEI juga memperluas jaringan distribusi melalui 967 Galeri Investasi (GI) BEI dan 29 Kantor Perwakilan (KP) BEI. Perluasan jaringan distribusi informasi juga meningkat melalui IDX Mobile yang sampai saat ini telah memiliki 242 ribu pengguna.
BEI menjadi bursa dengan jumlah emiten terbanyak ke dua di ASEAN
Hingga Mei 2025, Bursa Efek Indonesia mencatat secara keseluruhan jumlah perusahaan tercatat telah mencapai 956 entitas. Dengan begitu, pasar modal Tanah Air menjadi bursa dengan jumlah emiten terbanyak ke-2 di Asean. Selain itu BEI juga menjadi bursa dengan pertumbuhan emiten terbesar kedua.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan BEI berada di posisi kedua setelah Bursa Malaysia, dan unggul dibandingkan Thailand dan Singapura.
"Secara regional BEI menduduki posisi ke-2 di Asean untuk total perusahaan tercatat saham, serta menjadi Bursa dengan pertumbuhan [jumlah emiten] kedua tertinggi, meningkat sebesar 1,38%," ujar Iman Rachman dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (25/6/2025).
Hingga akhir 2024, BEI mencatat ada 41 saham baru, 144 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) baru, 15 saham tambahan hasil konversi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan 81 saham tambahan hasil konversi Waran, dengan total penghimpunan dana atas seluruh efek tersebut mencapai Rp193 triliun.
Kontribusi penghimpunan dana yang berasal dari 41 saham baru tersebut sebesar Rp14,4 triliun. Kontribusi terbesar penghimpunan dana sepanjang 2024 berasal dari emisi EBUS sebesar Rp143,6 triliun.
"Momentum pertumbuhan tersebut masih berlanjut pada 2025 ini dengan jumlah pencatatan saham baru sampai dengan akhir Mei 2025 sebanyak 14 saham baru," tuturnya.
Dari total saham baru tersebut tiga di antaranya merupakan lighthouse atau perusahaan dengan kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun, serta free float 15% atau nilai kapitalisasi pasar free float lebih dari Rp700 miliar. ***
Related News

Gelar RUPST, BEI Beberkan Capaian Kinerja 2024

Gelar RUPST, KPEI Setujui Alokasi Cadangan Rp87 Miliar

BI Optimalkan Operasi Moneter Pro-Market Pascapenurunan BI Rate

OJK Tepis Rencana Buka Kode Broker

Jaga Daya Saing, BEI akan Perpanjang Jam Perdagangan Saham

Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,5 Persen, BI Jaga Prakiraan Inflasi