EmitenNews.com -PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tengah sibuk mengembangkan sederet proyek Energi Baru Terbarukan (EBT). Inisiatif ini bagian dari peningkatan eksposur perseroan pada energi ramah lingkungan atau bersih.

 

Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro membeberkan, sederet proyek EBT perseroan mulai dari proyek geothermal sampai proyek gas yang lokasinya tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

 

Dari sisi geothermal, Hilmi mengungkapkan, perseroan kini sedang membangun proyek geothermal di Blawan Ijen, Jawa Timur. "Mestinya, total kapasitasnya itu mencapai 110 MW. Tapi, kita lakukan pada tahap pertama 40 MW dulu. Itu yang lagi dikerjakan," ucap Hilmi, Rabu (12/7).

 

Selain itu, sambung Hilmi, perseroan tengah memulai pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total kapasitas mencapai 50 MW yang terdiri dari 25 MW di Bali Barat dan 25 MW di Bali Timur.

 

"Terus, kita pasang monitor untuk mempelajari kecepatan angin di Nusa Tenggara Barat. Mudah-mudahan, kalau sudah keluar datanya, itu akan menjadi salah satu rencana kita untuk bisa membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sumbawa," ujarnya.

 

Menurut Hilmi, Sumbawa merupakan area khusus, karena di situ terdapat operasi tambang batu bara dan diesel berakapasitas 145 MW yang dioperasikan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Semua itu akan stop beroperasi sebelum 2025 dan selanjutnya diganti dengan gas, matahari, dan angin.

 

"Jadi, pada saat nanti 2025, semua coal dan diesel sudah decommission secara sukarela dan diganti gas plus renewable energy (RNE) matahari dan angin," tuturnya.

 

Hilmi tak menepis bahwa belanja modal (capital expenditure/capex) MEDC untuk meningkatkan eksposur di RNE ini memang besar untuk tahap awal. Tetapi, selang beberapa tahun kemudian, belanjanya akan mengecil dan sedianya memiliki umur yang panjang.

 

"Misalnya, capex untuk turbin angin di depan besar. Tapi, anginnya gak bayar. Jadi, mungkin capex tinggi dulu, setelah beberapa tahun akan turun jauh sekali," jelasnya.