EmitenNews.com - Pagi ini, PT RMK Energy (RMKE) melakukan debut perdana di lintasan pasar modal indonesia. Emiten pendatang baru bidang pertambangan batubara itu, akan mencatatkan saham perdana berskema initial public offering (IPO). 


Menjajakan maksimal 875 juta saham pada harga pelaksanaan Rp206 per saham, emiten dengan subsektor minyak, gas, dan batubara itu, dipastikan meraup dana taktis Rp180,25 miliar. Bertengger di papan utama, saham perdana itu, dibanderol dengan nilai nominal Rp100 per saham.


Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi PT Indo Capital Sekuritas. Seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi senilai Rp67,87 miliar untuk melunasi  sebagian  pembayaran upgrade conveyor line 2 dari single line menjadi  double  line. Termasuk pembelian dan perakitan stacker conveyor kepada PT Rantaimulia Kencana untuk mendukung kegiatan usaha utama perseroan. 


Lalu, senilai Rp50 miliar untuk pelunasan pokok utang kepada PT Bintang Timur Kapital. Sedangkan, sisanya  untuk modal  kerja perseroan, tepatnya untuk pembelian bahan bakar, pelumas, suku cadang, dan pemeliharaan. Saat ini, RMK Energy memiliki pelabuhan satu-satunya terminal khusus batubara swasta seluruh Indonesia terintegrasi dengan kereta api.


Dengan tidak banyak solusi alternatif yang dapat ditawarkan baik oleh swasta atau pun pemerintah  di  Sumatera  Selatan (Sumsel) saat  ini,  perseroan  optimistis  akan  terus  bertumbuh. Apalagi, Sumsel merupakan daerah dengan deposit batubara terbesar Indonesia.


Berdasar prospektus penawaran umum perdana perseroan, sesuai Peraturan OJK No. 25/2017, untuk setiap perolehan saham yang dilakukan pada harga lebih rendah dari harga penawaran, dan terjadi dalam jangka waktu 6 bulan sebelum pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum dilarang untuk dialihkan sebagian atau seluruh kepemilikannya sampai 8 bulan setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif, yaitu PT RMK Investama 3,36 miliar saham, Tony Saputra 70 juta saham, Suriani 42 juta saham, Vincent Saputra 14 juta saham, dan William Saputra 14 juta saham. (*)