EmitenNews.com—PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menghadap kepada legislator yaitu Komisi DPR RI untuk meminta restu untuk aksi korporasi dan ekspansi dengan rencana pengambilalihan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).


Direktur Utama Semen Indonesia Dony Arsal menuturkan, perseroan akan melakukan pengambilalihan melalui rights issue dengan mekanisme inbreng. Pemerintah akan menyerahkan seluruh kepemilikannya di Semen Baturaja kepada perseroan.


"Karena Semen Indonesia merupakan perusahaan publik, Semen Indonesia wajib melakukan melalui mekanisme rights issue secara inbreng setoran modal. Pemegang saham publik juga diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam right issue dengan penyetoran modal secara tunai," ungkap Dony dalam RDP dengan Komisi VI, ditulis Jumat (1/7/2022).


Dony mengatakan, tahapan rights issue terbagi menjadi dua pokok pekerjaan. Pertama, yakni tahap kajian bersama dalam rangka penerbitan peraturan pemerintah (PP), kedua adalah tahapan aksi korporasi yang dilakukan dengan tahapan uji tuntas, valuasi dan transaksi.


Untuk tahapan yang pertama, saat ini perkembangannya telah mencapai harmonisasi RPP di Kemenkumham, dan pengundangan PP PMN pada SIG diperkirakan pada Juli 2022. Sedangkan untuk tahap kedua, saat ini sedang procurement untuk supporting parties.


"Saat ini sedang dilakukan konsultasi dengan Komisi VI DPR. Setelah ini kita akan mulai dengan finalisasi proses uji tuntas dan valuasi yang dilakukan oleh independent valuer. Kemudian diperkirakan transaksi akan mendapat pernyataan efektif di OJK sekitar Oktober dan penandatanganan akta inbreng akan dilakukan pada Oktober 2022,” imbuhnya.


Sementara untuk pemegang saham publik tidak diwajibkan untuk turut dalam aksi ini. Namun, jika aksi ini dinilai menjadi kesempatan, investor publik dapat melakukan partisipasi melalui penyertaan modal. Adapun penggunaan dana dari aksi korporasi ini difokuskan untuk pengembangan inisiatif ESG dan sirkular ekonomi, serta pengembangan bisnis perseroan ke depannya.


"Kalau ada sisa, kita gunakan untuk modal kerja perusahaan ke depan,” ujar Dony.