Reaktivasi Ladang Minyak, ENRG Sedot Investasi USD100 Juta

Suasana aktivitas eksplorasi Blok Sengkang besutan Energi Mega Persada. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Energi Mega Persada (ENRG) menjajaki penjualan gas 70 mmscfd selama 5 tahun di lapangan Wasambo Wilayah Kerja Sengkang. Upaya komersialisasi itu, menyusul teken Memorandum of Understanding dengan pihak ketiga.
Perseroan melihat peluang-peluang lain sehubungan kebutuhan gas untuk pasokan sistem ketenagalistrikan selama ini merupakan backbone dari penjualan gas wilayah Sulawesi Selatan. Selain itu, juga aktif melakukan kegiatan pemboran eksplorasi di lapangan Sallobulo, dan East Walanga. Itu penting untuk memenuhi kebutuhan energi Sulawesi Selatan.
Saat ini, perseroan tengah mengkaji reaktivasi lapangan minyak dan gas bumi dan potensi temuan minyak dan gas bumi belum dikembangkan (undeveloped discovery) di wilayah-wilayah kerja. Itu dengan harapan memberi potensi tambahan produksi, dan cadangan. Nah, dari hasil kajian itu, direncanakan sejumlah kegiatan.
Yaitu, berupa akuisisi seismik 3D, pengeboran sumur kajian appraisal), sumur pengembangan, pemasangan Very Low Pressure (VLP) Compressor, akuisisi data sumuran, dan kerja ulang (workover) dengan perkiraan potensi investasi mencapai USD100 juta. ”Kegiatan itu, diharap memberikan nilai tambah bagi perusahaan, negara, dan masyarakat sekitar,” tutur Syailendra S Bakrie, Direktur Utama Energi Mega.
Perseroan sukses mendongkrak produksi Lapangan Tonga dengan laju alir minyak awal 100 barel minyak per hari (BOPD) Wilayah Kerja Tonga, dan Lapangan MSTA Wilayah Kerja Malacca Strait dengan laju alir minyak awal 200 BOPD. Loncatan produksi itu, hasil optimalisasi lapangan tidak berproduksi (idle) melalui metode studi integrasi, operasi lebih efisien, dan ekonomis.
Lapangan Tonga terletak di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, kurang ekonomis untuk diproduksi karena butuh trucking sejauh 410 km. Menyusul integrasi operasi dengan lapangan Lindai dioperasikan PT EMP Energi Gandewa di Wilayah Kerja Siak, jarak tempuh trucking dapat dikurangi menjadi 200 km sehingga lebih ekonomis.
Sedang lapangan MSTA Wilayah Kerja Malacca Strait menjadi lebih ekonomis setelah dilakukan integrasi dengan Lapangan MSTB. Sukses lapangan MSTA akan dilanjutkan dengan penambahan titik sumur baru dengan potensi produksi awal minyak melebihi 750 BOPD. Itu dengan total investasi mencapai USD30 juta. (*)
Related News

CPIN Eksekusi Transaksi Rp430,98 Miliar, Telisik Rinciannya

Semester I-2025, Laba Panca Anugrah (MGLV) Melorot 44 Persen

Sedot Rp113,08 Miliar, WSKT Kebut Gedung FIB UGM Yogyakarta

Harga Premium, Pengendali AIMS Kembali Lego 20,2 Juta Lembar

Konsisten, Saham ELSA Sentuh Level Tertinggi 8 Tahun Terakhir

Laba Susut 15 Persen, Paruh Pertama 2025 YOII Defisit Rp185 Miliar