EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,19 persen menjadi 8.088. Saham sektor keuangan membukukan kenaikan terbesar didorong ekspektasi penurunan suku bunga. Rupiah kemarin ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (USD). 

Pemerintah menambah bantuan langsung tunai (BLT) untuk 35 juta lebih keluarga penerima manfaat dengan anggaran Rp30 triliun. Dana segar itu, diambil dari efisiensi anggaran dilakukan pemerintah sejak awal 2025. BLT periode Oktober-Desember 2025 itu, diharap dapat mendorong daya beli masyarakat. 

GDP Tiongkok kuartal III 2025 tumbuh 4,8 persen, turun dari kuartal II 2025 di level 5,2 persen, merupakan level terendah sejak kuartal 2024 namun sesuai dengan perkiraan. Data industrial production September 2025 melejit 6,5 persen dari Agustus 2025 sebesar 5,2 persen, dan di atas estimasi 5 persen. 

Itu merupakan level tercepat sejak Juni 2025 didorong lonjakan aktivitas manufaktur. Namun, pertumbuhan penjualan ritel September 2025 melambat menjadi 3 persen dari Agustus 2025 di kisaran 3,4 persen, dan merupakan pertumbuhan paling kecil sejak Agustus 2024. 

Secara teknikal, Stochastic RSI membentuk golden cross area oversold mendukung sinyal rebound jangka pendek, dan terjadi penyempitan negative slope MACD. Indeks berhasil ditutup di atas level psikologis 8.000, dan di atas MA5. Namun, indeks masih berada di bawah level MA20 sekitar level 8.113. 

Denagn demikian, indeks diperkirakan melanjutkan rebound. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 21 Oktober 2025, indeks akan menguji level support 8.000, dan resistance 8.170, kalau mampu bertahan di atas MA20 dengan volume. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor mengoleksi saham BBRI, BRIS, BBTN, PGAS, dan CUAN. (*)