Rebound, IHSG Jejak Level 8.000
Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Wall Street ditutup menguat pekan lalu. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) menyatakan akan berbicara dengan mitra dagang dari Tiongkok. Selain itu, Presiden AS Donald Trump juga mengatakan pertemuan dengan Presiden Xi pada akhir bulan ini masih mungkin terjadi.
Komentar tersebut menimbulkan harapan tarif tambahan 100 persen terhadap Tiongkok pada 1 November mungkin tidak akan terjadi. Saham-saham sempat koreksi tajam bank regional mengalami rebound karena ekspektasi investor kredit macet hanya terjadi sekali, dan bukan bagian dari krisis besar.
Harga emas spot turun lebih dari 2 persen karena penguatan dolar AS, dan ketegangan perang dagang AS-Tiongkok mereda. Pekan ini, perhatian investor masih akan tertuju pada perkembangan perang dagang AS-Tiongkok. Selain itu, earning season kuartal III-2025 juga akan mempengaruhi pergerakan Wall Street.
Tiongkok akan merilis beberapa data ekonomi, termasuk PDB kuartal III-2025. Investor domestik, investor akan menanti rapat dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Berdasar konsensus akan menurunkan BI Rate 25 bps menjadi 4,5 persen. Selain itu, rilis data pertumbuhan kredit, dan data M2 Money Supply September 2025.
Secara teknikal, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi menguji level support 7.725-7.780 pekan ini. Peluang rebound akan lebih terbuka kalau indeks kembali berada di atas level psikologis 8.000. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor mengoleksi saham MIKA, LSIP, TKIM, MAIN, BTPS, dan SIDO. (*)
Related News
BEI Kasih Bocoran Satu Perusahaan Properti Bersiap Rights Issue!
Lima Saham Ini Bagi Dividen Interim Pekan Depan, Tertarik?
Solutif! Manulife Indonesia Sodorkan MDWA
Siapa Raja Pendapatan dan Laba di Industri Sekuritas?
Ikuti Jejak SUPA, 8 Perusahaan Beraset Jumbo Kini Proses Mau IPO
PKP Siapkan 5.000 Rumah Subsidi bagi Wartawan di 2026





