EmitenNews.com - PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE), perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel di Kabupaten Konawe Utara, resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada hari ini Selasa (9/1) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

NICE melepas sebanyak 1.216.404.000 saham yang merepresentasikan 20% kepemilikan NICE dengan harga penawaran Rp. 438 per lembar saham sehingga nilai IPO NICE adalah Rp532,78 miliar, dengan kapitalisasi pasar saham NICE mencapai Rp 2,66 triliun.

 

Perusahaan berharap NICE sebagai perusahaan publik akan berperan dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia. 

Direktur Utama PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE), Stevano Rizki Adranacus menegaskan, dana hasil divestasi penjualan saham perseroan yang dipimpinmya bukan untuk tujuan politik.

“Bukan untuk politik, dana divestasi NICE murni untuk tujuan bisnis, NICE sebagai pemain unggul dalam pertambangan dan pengolahan nikel di Indonesia dengan mengedepankan world-class mining standards” tegas Stevano yang juga calon legislatif pada Pemilu 2024  yang diusung PDIP Perjuangan usai pencatatan perdana saham NICE di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Ia menjelaskan, seluruh dana hasil divestasi penjualan saham NICE lewat proses penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) digunakan investasi pada perusahaan tambang nikel dan perikanan.

“Sudah ada beberapa perusahaan tambang nikel dalam daftar penjajakan kami,” kata dia.

Dalam prospektus IPO dijelaskan, PT Sungai Mas Mineral selaku pemegang 1.859.577.615 lembar saham perseroan akan menjualnya kepada PT LX International Indonesia atau pihak yang ditunjuk, yakni Energy Battery Indonesia.

Langkah serupa diikuti PT Inti Mega Ventura pemegang 1.859.577.615 lembar kepemilikan pada perseroan, yang juga akan menjual kepada pihak yang sama.

Demikian juga dengan Michael Adhidaya Susantyo dan Victor Agung Susantyo yang akan menjual masing-masing 25 juta helai saham perseroan kepada pihak yang sama. Rencana itu telah tertuang dalam perjanjian jual beli bersyarat antara para pemegang saham perseroan tadi dengan LX International pada tanggal 2 November 2023.

 

Adapun harga yang disepakti senilai dengan harga penawaran dari Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.

“Transaksi itu direncanakan segera setelah Perseroan tercatat di BEl atau paling lambat 5  hari kerja setelah saham Perseroan tercatat dan diperdagangkan,” tulis prospektus NICE.

 

Sehingga, Energy Battery Indonesia pemegang saham baru akan menggegam 60 persen porsi saham perseroan. Sebaliknya, kepemilikan saham SMM tersisa 10,43 persen usai IPO, dari sebelumnya 41 persen.

Begitupun porsi saham IMEV akan tersisa 9,57 persen usai IPO, dari sebelumnya 38,18 persen.