EmitenNews.com -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan periode 24-28/07/2023 bergerak pada rentang level 6.857 - 6.966 atau menguat sebesar 0.28% (wtd) dan ditutup pada level 6.900 atau menguat sebesar 0,05% (dtd) pada perdagangan hari Jumat (28/07/2023) dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Terdapat empat sektor yang menjadi pendorong penguatan IHSG pada minggu ini sementara tujuh sektor lainnya mengalami pelemahan.

 

Sektor Basic Materials menjadi kontributor terkuat dalam kenaikan IHSG minggu ini sebesar 2.35%. Diikuti sektor Energy yang terbang sebesar 1.69%. Lalu sektor Industrials dan sektor Consumer Cyclicals menguat masing-masing sebesar 0.76% dan 0.12%. Disisi lain, ada sektor Technology yang menjadi pemberat penurunan sebesar -2.19%. Diikuti sektor Properties and Real Estate, sektor Healthcare, dan sektor Consumer Non-Cyclicals yang terjun masing-masing sebesar -1.97%, -1.54% dan -1.22%. Selanjutnya sektor Infrastructures dan sektor Transportations turun masing-masing sebesar -0.68% dan -0.24%. Serta sektor Financials yang turun sebesar -0.00%. Total volume transaksi yang diperdagangkan di bursa mencapai 92,705 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi yang diperoleh sebesar Rp50,401 triliun.

 

Asing melakukan aksi beli atau Net Foreign Buy sebesar Rp271 miliar dengan saham-saham yang diakumulasi antara lain BBCA Rp661 M, BBRI Rp485 M, dan BMRI Rp427 M. Sementara itu, asing juga melakukan aksi distribusi pada saham-saham berikut BBNI –Rp386 M, ADRO –Rp236 M, dan UNVR –Rp184 M.

 

Selanjutnya saham-saham yang menjadi top gainers pada perdagangan minggu lalu ada ERTX +114.21%, WIDI +60,44%, dan STTP +59.34%. Disisi lain, yang menjadi top losers yaitu HOMI -41.79%, BUVA -37.04%, dan DPUM -35.29%.

 

Pada perdagangan minggu lalu, sentiment domestik diwarnai oleh Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 5,75%. Dengan demikian, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5%, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,5%. Kemudian ada emiten perbankan yaitu BBCA yang membukukan laba bersih sebesar Rp 24,2 triliun selama enam bulan pertama 2023. Capaian tersebut tumbuh 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

 

Dari regional, ada sentiment dari China yang mencatatkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2023 hanya tumbuh sebesar 6,3% (yoy). Angka ini lebih rendah dari ekspektasi yakni sebesar 7,3%. Sedangkan secra kuartalan, laju pertumbuhan ekonomi China tercatat hanya 0,8% dari kuartal pertama. Angka ini tercatat lebih lambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat 2,2%. Selain itu Perusahaan industri China dengan pendapatan bisnis utama tahunan setidaknya 20 juta yuan membukukan laba gabungan sebesar 719,76 miliar yuan pada bulan Juni 2023 atau turun 8,3% (yoy) dari bulan Juni 2022.

 

Kemudian sentimen global datang dari Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) yang kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 Basis Poin (bps) ke kisaran 5,25% - 5,55%. Serta para investor yang merespon positif proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2023 menurut IMF yang naik ke level 3% dari proyeksi sebelumnya di level 2,8%.

 

Melihat kondisi diatas, Analis dari Stocknow.id Dinda Resty & Hendra Wardana dalam risetnya yang diterima EmitenNews.com pada Senin (31/7/2023) menyebutkan bahwa mereka memproyeksikan IHSG pada perdagangan 31 Juli - 04 Agustus 2023 akan bergerak sideways dengan kecenderungan menguat dengan menguji resistance classic di level 6931. Hal ini disebabkan oleh domestik yang menunggu perilisan data tingkat inflasi (tahunan) bulan Juli 2023 yang diproyeksi menurun ke level 3.2% (yoy) dimana sektor financials, seperti BBCA dan BBRI menarik untuk dicermati pada minggu ini.

 

Selanjutnya dari sisi regional, investor menunggu rilis data dari NBS mengenai PMI Manufaktur China bulan Juli 2023 yang diperkirakan menurun terbatas ke level 48.9. Sementara dari sisi global, para pelaku pasar menunggu rilis data dari S&P Global mengenai Final PMI Manufaktur Amerika Serikat yang diperkirakan meningkat meskipun masih berada pada zona kontraksi ke angka 49.