EmitenNews.com -PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) membukukan laba bersih Rp858,91 miliar sepanjang Januari-September 2023, melambung 91,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp449,22 miliar (belum diaudit).

 

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Jumat (27/10), kenaikan laba itu ditopang pendapatan yang juga naik dari Rp6,93 triliun pada 2022 menjadi Rp8,24 triliun, atau setara peningkatan 18,95 persen (year-on-year).

 

Secara rinci, pendapatan spesialis tercatat sebesar Rp1,87 triliun dan pendapatan non spesialis sebesar Rp6,37 triliun.


Berdasarkan segmennya, pendapatan rawat inap tercatat sebesar Rp4,73 triliun. Secara rinci, pendapatan obat dan perlengkapan medis tercatat sebesar Rp1,67 triliun, jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli menyumbang pendapatan sebesar Rp1,54 triliun.

 

Kemudian pendapatan fasilitas rumah sakit tercatat sebesar Rp552,30 miliar, kamar rawat inap dan kamar operasi mencatatkan pendapatan masing-masing sebesar Rp545,97 miliar dan Rp190,14 miliar, serta pendapatan administrasi dan lainnya sebesar Rp226,37 miliar.

 

Selanjutnya segmen rawat jalan mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,51 triliun. Secara rinci, pendapatan jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli sebesar Rp1,98 triliun, obat dan perlengkapan medis tercatat sebesar Rp1,20 triliun, fasilitas rumah sakit mencatatkan pendapatan sebesar Rp122,40 miliar, serta pendapatan administrasi dan lainnya sebesar Rp198,28 miliar.

 

Meski begitu beban pokok pendapatan juga terkerek sebesar 12,90 persen, menjadi Rp5,01 triliun dari periode sebelumnya Rp4,44 triliun.

 

Laba kotor SILO tercatat Rp3,23 triliun tau tumbuh 29,72 persen (y-o-y), sedangkan laba usaha mencapai Rp1,24 triliun, dari sebelumnya Rp664,21 miliar. Sementara laba sebelum pajak mencapai Rp1,19 triliun atau melejit 85,58 persen (y-o-y) dari sebelumnya Rp645,54 miliar.

 

Jumlah aset perusahaan tercatat Rp10,75 triliun atau meningkat 11,22 persen (y-o-y) dari sebelumnya Rp9,66 triliun. Liabilitas sebesar Rp3,06 triliun, meningkat dari sebelumnya Rp2,61 triliun, sedangkan ekuitas mencapai Rp7,68 triliun dari semula Rp7,05 triliun.