EmitenNews.com - KFC mengalami kerugian besar. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemegang merek dagang KFC di Indonesia itu, merugi sampai Rp557,08 miliar. KFC juga telah menutup sedikitnya 47 gerai dan memutus kerja (PHK) 2.274 orang karyawannya. Petaka itu datang karena dua hal, pemulihan akibat pandemi Covid-19 belum maksimal, dan ekses maraknya aksi boikot.

Melansir laporan keuangan Kuartal III KFC tahun 2024, Jumat (8/11/2024), FAST membukukan kerugian lebih dari setengah triliun rupiah, tepatnya Rp557,08 miliar. Makin bengkak saja bila dibandingkan waktu yang sama setahun lalu, kenaikannya menyentuh 266,59% dari sebelumnya cuma mencatat rugi Rp152,41 miliar.

Manajemen mencatat, kerugian ini disebut dipicu oleh dua hal. Pertama, pemulihan usaha dari kondisi pandemi COVID-19 yang belum maksimal. Kedua, panasnya situasi pasar akibat krisis timur tengah. KFC yang dipandang sebagai pendukung Israel, menjadi salah satu sasaran gelombang boikot di tengah masyarakat.

Dalam laporan keuangannya, manajemen menyebutkan, kondisi ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan Grup dari pandemi COVID-19. Penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari Krisis Timur Tengah. 

“Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil Grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024." Demikian laporan manajemen.

Mengalami kerugian besar seperti itu, KFC terpaksa melakukan efisiensi usaha dengan menutup gerainya dan melakukan PHK pada karyawan.

Per 30 September 2024, Perusahaan hanya mengoperasikan sisa 715 gerai restoran di seluruh Indonesia. Padahal, Desember 2023 ada 762 gerai yang dioperasikan. Itu berarti, ada 47 gerai yang ditutup.

Per 30 September 2024 pula, seluruh grup usaha FAST mempunyai total 13.715 karyawan. Jumlahnya turun jauh dari data di 31 Desember 2023 yang mencapai 15.989 orang. Bisa dipastikan, terjadi PHK terhadap 2.274 karyawan. ***