EmitenNews.com -PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) belum memiliki rencana aksi korporasi untuk menghapus defisit yang telah menyentuh USD793 juta, sehingga para pemburu dividen harus menunggu dengan sabar.

 

Direktur BRMS, Herwin Wahyu Hidayat menjelaskan, perseroan menderita defisit menyentuh USD793 juta per 30 Juni 2023 karena rugi yang diderita sejak 2010 saat melakukan penawaran umum perdana saham.

 

Selama itu, kata dia, perseroan hanya mengeluarkan pembayaran biaya tetap dan operasional tanpa menghasilkan pendapatan sama sekali.

 

Kondisi itu mulai berbalik saat pabrik emas I dengan kapasitas 500 ton per hari baru beroperasi pada tahun 2020.

 

“Pabrik emas pertama kami baru beroperasi dan berkontribusi pada tahun 2020, akibatnya kerugian bersih yang kami alami bertahun-tahun terakumulasi menjadi defisit,” cerita dia dalam paparan publik, Kamis (24/8).

 

Ia menambahkan, sejak tahun 2020 seiring dengan beroperasinya pabrik emas I dan pabrik emas II pada akhir tahun 2022, maka perseroan telah mulai membukukan laba dengan pertumbuhan cukup signifikan.

 

“Peningkatan laba bersih ini setiap kuartalnya sejak 2020 akan mengurangi defisit sehingga turun, sampai akhirnya nanti bisa net off,  bisa menjadi saldo laba. Kami harapkan, kemudian harinya dengan persetujuan RUPST, bisa membagikan dividen kepada pemegang saham,” pungkas dia.