EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Rabu, melemah terhadap dolar AS. Pelemahan terjadi menjelang rilis data Neraca Perdagangan Indonesia pada hari ini.


Kurs rupiah pada pukul 09.28 berada di posisi Rp15.179 per dolar AS, melemah 24 poin atau 0,158 persen dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan hari sebelumnya yang sebesar Rp15.155 per dolar AS.


Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, seperti dilansir ANTARA di Jakarta, Rabu, mengungkapkan pelemahan rupiah tak lepas dari sikap pelaku pasar yang menantikan rilis data perdagangan yang diperkirakan masih akan mengalami surplus sebesar 3,4 miliar dolar AS.


"Pasar juga menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (16/2), dengan ekspektasi suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) akan tetap dipertahankan di level 5,75 persen," paparnya.


Sementara itu sentimen eksternal yang mempengaruhi pergerakan rupiah datang dari rilis laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari konsensus.


Setelah inflasi AS yang mulai menurun ke 6,5 persen di Desember 2022 dari level tertingginya di 9,1 persen pada tahun lalu, inflasi AS yang dirilis Selasa waktu setempat kembali turun ke 6,4 persen per Januari 2023.


Reny menuturkan perkembangan tersebut dapat kembali menekan rupiah dalam jangka pendek. Rupiah diproyeksikan akan bergerak pada kisaran Rp15.165 per dolar AS hingga Rp15.259 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.(*)