EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi pukul 10.47 WIB melemah 35 poin atau 0,62 persen ke posisi Rp15.754 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.719 per dolar AS.
Pelemahan rupiah diperkirakan dipicu kembalinya sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) yang akan tetap hawkish pada tahun depan.
"Outlook masih hawkish-nya kebijakan The Fed di awal tahun 2023 masih menopang dolar dan obligasi AS naik," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik karena para pedagang bingung atas prospek kebijakan di bank sentral terbesar di dunia itu. Pada pertengahan bulan lalu The Fed memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 50 basis poin (bps) dari sebelumnya 75 bps.
Pejabat The Fed termasuk Ketua Jerome Powell telah menekankan sejak saat itu bahwa pengetatan kebijakan akan diperpanjang, dengan suku bunga terminal yang lebih tinggi, memicu kekhawatiran perlambatan AS.
Sebelumnya data AS yang solid menghidupkan kembali kekhawatiran The Fed akan terus mempertahankan sikap hawkish untuk menjinakkan inflasi.(*)
Related News
Bapok Tak Kena, Menkeu Pastikan PPN 12 Persen Penuhi Asas Keadilan
Pendapatan Negara Hingga November Rp2.492,7 Triliun, Tumbuh 1,3 Persen
Harga Emas Antam Terus Melambung Rp14.000 per Gram
Wamen PKP, Investor Timur Tengah Siap Bangun 1 Juta Rumah Per Tahun
Menkeu Ungkap November 2024 APBN Defisit Rp401,8 Triliun
Penjualan Ritel Diprakirakan Meningkat, Terutama BBM dan Suku Cadang