EmitenNews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu pagi ini menguat 14 basis poin atau 0,09 persen terhadap dolar AS. Pada pukul 10.21 Rabu (11/1) ini rupiah diperdagangkan di level Rp15.561 per dolar AS naik dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.575 per dolar AS.
Penguatan tipis rupiah menurut pengamat seiring dengan ekspektasi pasar bahwa suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) akan lebih cenderung moderat.
"Saya perkirakan memang ada peluang penguatan rupiah hari ini, dengan harapan bahwa kenaikan suku bunga AS ke depan akan lebih moderat," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto.
Mayoritas pelaku pasar saat ini berekspektasi The Fed hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan awal Februari mendatang.
Pada tahun lalu bank sentral sudah melakukan kenaikan suku bunga secara agresif yang menopang penguatan dolar AS secara signifikan.
"Pasar juga menanti data CPI AS yang akan dipublikasikan besok. Konsensus menyebutkan inflasi CPI AS akan turun jadi 6,5 persen dari 7,1 persen," ujar Rully.
Pelaku pasar menunggu data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS minggu ini untuk melihat apakah itu akan mengkonfirmasi bahwa inflasi di Negeri Paman Sam mulai melambat.
Ketua The Fed Jerome Powell tidak memberikan petunjuk kebijakan apa pun selama diskusi panel di Stockholm semalam.(*)
Related News

Tarif Impor AS Diyakini Tak Berdampak ke UMKM Kuliner

Airlangga Sebut Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan Ekstrem Turun

Pemerintah Alokasikan Rp164,4 Triliun untuk Ketahanan Pangan 2026

Target Pajak 2026 Naik 13,5 Persen, Menkeu Akui Cukup Ambisius

Wamenkeu: APBN 2026 Adalah Belanja untuk Masyarakat Indonesia

BI Sampaikan Rencana Anggaran Tahun 2026 ke DPR