EmitenNews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi pukul 10.09 WIB melemah 0,242 persen atau 37 poin menjadi Rp15.302 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.265 per dolar AS.
Analis Pasar, Lukman Leong, menyebut pelemahan rupiah terjadi karena tertekan oleh penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai level terkuat dalam hampir 6 bulan terakhir di tengah sentimen perlambatan ekonomi global.
"Permintaan kuat dolar AS oleh aksi flight to safety, setelah data PMI (Purchasing Managers' Index) China dan Eropa yang lebih lemah dari harapan," ujarnya di Jakarta, Rabu.
Sebagai informasi, flight to safety adalah fenomena pasar keuangan yang terjadi ketika investor menjual apa yang mereka anggap sebagai investasi berisiko tinggi (ekuitas) dan membeli investasi yang lebih aman seperti obligasi atau emas.
Data PMI Eropa tercatat sebesar 47,9 dengan ekspektasi 48,3. Adapun Data PMI sektor jasa China pada Agustus 2023 menunjukkan penurunan pertumbuhan menjadi 51,8 dengan ekspektasi 53,6.
"Rally dolar AS akhir-akhir ini cukup kuat dan diperkirakan akan bisa bertahan hingga FOMC (Federal Open Market Committee) pada September 2023. Pejabat The Fed diperkirakan akan kembali memberikan statement hawkish," ujar Lukman.(*)
Related News

Opung LBP Ungkap Presiden akan Bentuk Tim Khusus Urus Utang Whoosh

Utang LN Indonesia Agustus 2025 Tumbuh Melambat

SMRA Catat Marketing Sales Rp3,57T, Capai 71% dari Target 2025

Pemerintah Serahkan 20 Proyek Hilirasi Senilai Rp618T untuk Rakyat

Kontraksi Berlanjut; ULN Swasta Agustus 2025 USD194,2 Miliar

Harga Emas Antam Tembus Rp2,4 Juta per Gram