EmitenNews.com -PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) merupakan perusahaan publik yang mengelola bisnis hilir kelapa sawit seperti pemurnian dan perdagangan minyak kelapa sawit dan turunannya. Perseroan telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilanjutkan dengan agenda Paparan Publik.

Rapat dilaksanakan di Thamrin Nine Ballroom Jakarta, dengan agenda sebagai berikut: Agenda RUPST : 1. Persetujuan dan pengesahan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2023. 2. Persetujuan penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2023. 3. Persetujuan laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham. 4. Penetapan remunerasi bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. 5. Persetujuan penunjukan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik untuk tahun buku 2024. 

Agenda RUPSLB Penerimaan pengunduran diri anggota Direksi Perseroan Balakrishnan Naidu Ramasamy Naidu dari Jabatan Direktur Utama dan Magedona Aegidius dari Direktur. Pada kesempatan yang sama juga telah menyetujui perubahan susunan Direksi Perseroan. Dengan demikian, hasil rapat telah menyetujui susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris dijabat oleh Sofyan A. Djalil selaku Komisaris Utama dan Boumediene Sumurung H. selaku Komisaris Independen. Lalu Direksi saat ini adalah Ronny Hertantyo Raharjo selaku Direktur Keuangan dan Rorry Christian Tobing selaku Direktur Operasional.

RUPS yang di gelar pada Rabu, 24 April 2024 ini juga menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 sebesar Rp144,244 miliar, dimana sebesar Rp62,50 miliar untuk cadangan wajib. 

Citra Borneo Utama (CBUT) mengalokasikan dana sebesar Rp28.848.901.946 (Rp28,84 miliar) sebagai dividen tunai tahun buku 2023 atau sebesar Rp9,23 per saham dan Sebesar Rp52.895.607.785,(Rp52,89 miliar) menjadi cadangan lainnya.

Ronny Hertantyo Raharjo selaku CFO CBUT menyebut, melalui berbagai strategi yang dijalankan di tahun 2023, dan didukung oleh ketepatan perencanaan yang komprehensif, Perseroan berhasil mempertahankan kinerja positif di tengah berbagai tantangan dan kondisi industri yang dinamis, terutama dalam hal penjualan, Perseroan mampu membukukan sebesar Rp10,319 triliun, atau meningkat 7,28% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp9,619 triliun. Peningkatan nilai penjualan neto terutama didukung oleh peningkatan utilisasi produksi pada refinery dan fraksinasi. Total jumlah penjualan untuk pasar luar negeri tercatat sebesar Rp7,992 triliun, mengalami peningkatan sebesar 10% dibanding tahun 2022, yang tercatat sebesar Rp7,269 triliun.

Adapun total jumlah penjualan untuk pasar dalam negeri tercatat sebesar Rp2,326 triliun, mengalami sedikit penurunan, yakni sebesar 1% dibanding tahun 2022, yang tercatat sebesar Rp2,349 triliun Perseroan berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp144,24 miliar, yang menurun 35% dari tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp223,14 miliar, hal ini lebih disebabkan oleh penurunan pada harga komoditas penambahan beban Bunga atas pinjaman bank, provisi dan penalti atas refinancing pinjaman bank, pembentukan penyisihan atas penurunan nilai persediaan, dan kenaikan tarif kawasan industri. Jika dibandingkan terhadap target, secara umum kinerja keuangan Perseroan di tahun 2023 tercatat peningkatan yang positif. Selain itu, Perseroan mencatatkan laba komprehensif lain sebesar Rp11,346 miliar, menurun sebesar Rp54,584 miliar atau 126% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp43,238 miliar.

Jumlah Aset Perseroan pada tahun 2023, tercatat sebesar Rp4.336.194 juta, mengalami peningkatan sebesar 44%, dibanding tahun 2022, yang tercatat sebesar Rp3.019.974 juta. Sementara dari sisi jumlah Liabilitas pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp3.433.778 juta, mengalami peningkatan sebesar 54%, dibanding tahun 2022 sebesar Rp2.250.454 juta. Adapun jumlah Ekuitas Perseroan di tahun 2023 tercatat sebesar Rp902.416 juta, mengalami peningkatan sebesar 17%, dibanding 2022 sebesar Rp769.520 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh akumulasi laba usaha di tahun 2023. 

Rorry Christian Tobing selaku COO CBUT juga menegaskan bahwa pada segi produksi di tahun 2023, Perseroan didukung oleh pabrik refinery dan fraksinasi yang masing-masing memiliki total kapasitas produksi sebesar 2.500 ton CPO per hari atau 850.000 ton CPO per tahun dan 2.500 ton RBDPO per hari atau 850.000 MT RBDPO per tahun. Selain itu, Perseroan juga memiliki pabrik kernel crushing dengan total kapasitas sebesar 600 MT kernel per hari atau 192.000 MT kernel per tahun serta 1 (satu) tank farm untuk kebutuhan penyimpanan bahan baku dan hasil produk dari pabrik refinery dan fraksinasi.

Untuk meningkatkan kontribusinya di sektor industri pengolahan kelapa sawit, Perseroan senantiasa berinovasi. Perseroan tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tinggi, tetapi juga memiliki keunggulan Sistem Operasional Terintegrasi. Dalam hal tata kelola dan komitmen terhadap Keberlanjutan, selaras dengan tujuan global seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang telah menjadi aspirasi warga dunia melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perseroan mendukung 17 TPB dalam semua kegiatan usaha dan memetakan 11 (sebelas) tujuan utama dengan mempertimbangkan kesesuaian strategi Perseroan, hal-hal material, dampak, pengaruh langsung dan faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam strategi.

Perseroan memiliki komitmen yang kuat untuk terus melakukan praktik terbaik dalam pencapaian visi dan misi keberlanjutan di seluruh aspek bisnis dan operasi untuk mendukung ambisi Indonesia dalam komitmen berkelanjutan, termasuk memainkan peran penting untuk memimpin transisi industri energi Indonesia dan pengurangan emisi.

Komitmen ini yang diwujudkan ke dalam inovasi keberlanjutan Perseroan, yaitu energi terbarukan berupa energi listrik yang diproduksi melalui pemanfaatan cangkang sawit yang merupakan limbah dari produksi sawit. Sejak tahun 2019, Perseroan telah membangun pembangkit listrik berbahan bakar cangkang sawit. Energi listrik yang dihasilkan berupa tenaga uap dari hasil cangkang kelapa sawit. Energi yang dihasilkan memiliki kapasitas sekitar 2 x 7,5 MW per jam, digunakan untuk penerang dan pengoperasian mesin pabrik.

Perseroan berkomitmen untuk melakukan berbagai upaya, termasuk diantaranya mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih menggunakan menggunakan sumber energi alternatif yang terbarukan.