Rusia Kembali ke Barak, Indeks Saham Asia Kembali ke Jalur Hijau
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia sore ini Rabu (16/2) ditutup naik seiring memudarnya ketakutan investor atas invasi Rusia ke Ukrania.
Analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha melihat investor lega setelah Moskow memberi indikasi menarik sejumlah pasukan mereka kembali ke barak.
Namun demikian Presiden AS Joe Biden mengatakan AS belum memverifikasi klaim tersebut dan mengatakan bahwa invasi masih mungkin terjadi.
Sementara itu Pemerintah Ukrania mengatakan jaringan internet Kementerian Pertahanan Ukrania dan 2 bank mendapat serangan siber dalam bentuk Distributed Denial-of-Service (DDoS).
Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis data inflasi Tiongkok. Inflasi di tingkat produsen (Producer Price Index atau PPI) tumbuh melambat menjadi 9.1% Y/Y di bulan Januari. Ini inflasi terendah sejak Juli 2021, dari kenaikan 10.3% Y/Y pada bulan sebelumnya dan lebih rendah dari ekspektasi pasar yang sebesar 9.5%.
"Data ini merefleksikan dampak dari langkah Pemerintah Tiongkok untuk mengamankan pasokan serta mengendalikan lonjakan berbagai bahan komoditas," kata Dustin.
Inflasi di tingkat ritel atau konsumen (Consumer Price Index atau CPI) tumbuh melambat menjadi 0.9% Y/Y di bulan Januari, terendah sejak bulan September 2021, dari peningkatan 1.5% Y/Y pada bulan sebelumnya dan sedikit di bawah estimasi pertumbuhan 1.0%.
Harga bahan makanan mencatatkan penurunan selama 3 bulan beruntun dalam 4 bulan terakhir (-3.8% Y/Y vs -1.2% Y/Y di bulan Desember) di tengah jatuhnya harga daging babi.
Tiongkok memang juga mengalami gangguan pasokan yang sama seperti yang dialami AS dan Eropa. "Namun dampaknya kepada konsumen di Tiongkok ternyata lebih kecil sehingga pasar yakin bank sentral Tiongkok (PBOC) justru akan melonggarkan kebijakan moneter untuk menopang pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
Untuk malam nanti, perhatian investor diperkirakan akan tertuju kepada rilis FOMC Minute atau notulen pertemuan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve). Dari pertemuan ini pandangan pasar akan terlihat seberapa cepat Fed akan menaikan suku bunga acuan dan mengurangi jumlah surat utang Pemerintah AS dalam portofolio mereka di bulan-bulan mendatang.
Investor juga akan memberi perhatian pada rilis data Penjualan Ritel bulan Januari AS serta inflasi bulan Januari di Inggris dan Kanada.
Statistik
IHSG: 6,850.198 | +42.701 poin |(+0.63%)
Volume (Shares) : 25.138 Billion
Total Value (IDR) : 12.257 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,663.329 Trillion
Foreign Net Buy (RG): IDR 957.51 Billion
Saham naik : 329
Saham turun : 195
Sektor Penguatan Terbesar
Konsumen Siklikal : +32.73 poin
Infrastruktur : +17.84 poin
Finansial : +14.11 poin
Top Gainers:
SUPR : 34,250| +5700| +19.96%
MSIN : 5,900 | +940 | +18.95%
ARTO : 15,075| +650 | +4.51%
LPGI : 8,200 | +475 | +6.15%
EDGE : 22,375| +425 | +1.94%
Top Losers:
DCII : 43,625| -1025| -2.30%
BEBS : 5,675 | -375 | -6.20%
UNTR : 23,800| -375 | -1.55%
PTSP : 5,200 | -300 | -5.45%
KINO : 3,450 | -250 | -5.75%.(fj)
Related News
Wall Street Meroket, IHSG Konsisten Negatif
IHSG Lesu, Koleksi Saham JSMR, TLKM, dan ANTMĀ
Tertekan, IHSG Orbit Level 7.070
Fokus Layanan, Bisnis Employee Benefit Generali Indonesia Meningkat
DPR Minta Menkeu Pertimbangkan Lagi Kenaikan PPN 12 Persen
Apple Naikkan Proposal Investasi 10 Kali Lipat Jadi Rp1,58 Triliun