EmitenNews.com - Mega merger senilai Rp104 triliun antara PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) berjalan sesuai rencana atau on the track dan akan selesai sebelum Semester I-2025. Sejumlah analis memberikan pandangan positif terhadap aksi korporasi ini setelah mendapatkan penjelasan manajemen dalam analyst meeting .

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan bahwa para analis telah mendapatkan update terbaru dalam proses merger EXCL dan FREN. "Berdasarkan update dari manajemen, proses merger telah memperoleh persetujuan 'prinsip' dari Kementerian Komunikasi dan Digital dan berada di jalur yang tepat untuk diselesaikan pada semester pertama tahun 2025," kata Paulus dalam riset yang dipublikasikan 11 Maret 2025.

Paulus menjabarkan pasca merger menjadi XLSmart (EXCL) dan proses integrasi selesai, entitas ini akan mendapatkan keuntungan dari sinergi pra-pajak tahunan senilai $300 juta-$400 juta setara dengan Rp4,92 triliun-Rp6,46 triliun (kurs US$1 = Rp16.400). Keuntungan sinergi ini berasal dari belanja modal, belanja operasional, dan sewa. Semua proses integrasi diharapkan akan memakan waktu kurang dari 2 tahun, mirip dengan merger PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia pada tahun 2022 lalu.

"Kami juga memperkirakan biaya integrasi satu kali yang mungkin timbul pada semester pertama tahun 2025 akan mengimbangi sinergi jangka pendek selama proses merger," ujar Paulus.

Paulus menekankan bahwa merger EXCL dan FREN akan mendorong entitas baru pasca merger meraup keuntungan jangka panjang. Keuntungan pertama adalah entitas baru ini akan memiliki 94 juta pelanggan, dengan pendapatan gabungan sebesar U$2,8 miliar dan EBITDA sebesar US$1,4 miliar pasca merger

"Dan total spektrum telekomunikasi sebesar 152 MHZ," ujar Jimmy.

Kedua, XLSmart akan berhemat dengan menonaktifkan antara 20-30% dari 67 ribu menara yang tumpang tindih. "Baik untuk efisiensi maupun penempatan ulang guna meningkatkan cakupan secara nasional," ujarnya.

Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy atau beli untuk saham EXCL dengan target harga Rp3.200, yang mengimplikasikan potensi kenaikan 42% dari harga saat ini di Rp2.250.

Paulus menambahkan keuntungan Ketiga dari merger EXCL dan FREN akan mendorong pertumbuhan pendapatan atau top-line yang lebih tinggi. Hal ini, tuturnya, disebabkan peningkatan Average Revenue per User (ARPU) yang biasa terjadi setelah konsolidasi perusahaan telekomunikasi.

"Hal ini telah dibuktikan pada pertumbuhan ARPU Axis sebesar 4,3% dan Indosat sebesar 6,9% pasca merger. Namun, kami pikir tantangan bagi XLSmart akan lebih tinggi karena meningkatnya persaingan yang semakin ketat di segmen data seluler," ujarnya.

Paulus memprediksi pendapatan EXCL pada 2025 akan mencapai Rp36,85 triliun dengan EBITDA Rp18,95 triliun. Adapun laba bersih akan mencapai Rp2,25 triliun, atau meningkat 24% dari pencapai 2024 yang mencapai Rp1,82 triliun.

"Kami akan merevisi angka kami lebih lanjut setelah proses merger, iklim persaingan industri, dan arahan lebih lanjut dari manajemen. Kami masih percaya merger XLSmart yang akan datang dan potensi sinerginya akan menguntungkan EXCL dalam jangka panjang," ujar Paulus.

Sementara itu Mirae Asset memprediksi pendapatan EXCL pada tahun ini mencapai Rp37,02 triliun dengan EBITDA Rp18,61 triliun. Adapun laba bersih diprediksi mencapai Rp2,08 triliun.

Daniel Widjaja dan Wilbert Arifin mengingatkan bahwa EXCL akan membagikan dividen sebesar Rp1,1 triliun atau setara dengan Rp85,7 per saham.  Menilik, dokumen presentasi kepada investor, dividen ini setara dengan payout ratio 61,6% yang merupakan tertinggi dalam 5 tahun.

"Dengan penggabungan yang akan selesai sebelum semester I-2025, profitabilitas siap menguat," ujar Daniel dan Wilbert.

Mirae Aset mempertahankan rekomendasi beli untuk saham EXCL dengan target harga Rp2.900, yang setara dengan EV/EBITDA full year 2025 4,2x.

"Risiko utama dari EXCL adalah pertumbuhan ARPU yang lebih lambat dari perkiraan dan masih adanya layanan internet ilegal di masyarakat," ujar Daniel dan Wilbert.