Sahamnya Melambung Hingga Disuspensi, Bos NIKL Bilang Begini
Salah satu gambar usaha PT Latinusa Tbk (NIKL)
EmitenNews.com - Manajemen PT Pelat Timah Nusantara Tbk, disingkat PT Latinusa Tbk (NIKL) menegaskan bahwa pihaknya tidak mengetahui penyebab terjadinya volatilitas pada saham NIKL di Pasar (Bursa).
Direktur Utama NIKL Jetrinaldi mengungkapkan, Perseroan beserta jajaran Direksi dan Dewan Komisaris tidak mengetahui, tidak menerima, mendengar, maupun membaca informasi yang beredar sebagai rumor tentang Perseroan maupun terhadap jajaran Direksi dan Dewan Komisaris.
"Terhadap volatilitas dan aktivitas pergerakan harga saham Perseroan, merupakan mekanisme dari pasar atau ada demand dan supply, dan itu diluar kendali Perseroan. Adapun atas semua informasi material telah disampaikan oleh Perseroan kepada Pemegang Saham atau Masyarakat melalui keterbukaan informasi," tegas Jetrinaldi dalam acara Public Expose Insidentil, yang digelar, Kamis (21/3).
Sebagai informasi, saat ini saham NIKL masih disuspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Dihentikannya saham NIKL tersebut lantaran mengalami kenaikan secara signifikan.
Kronologinya, pada tanggal 14 Maret 2024, Bursa melalui Pengumuman UMA telah melihat adanya kenaikan harga saham NIKL ke harga Rp 430 per saham. Harga saham semakin meningkat pada tanggal 15 Maret 2024 ke level Rp 520.
Kemudian pada tanggal 18 Maret 2024, Bursa melakukan suspensi kepada Perseroan; dan tanggal 19 Maret 2024, Bursa membuka suspensi dan harga ditutup di Rp 625. Karena masih berlanjut naik, pada tanggal 20 Maret 2024, Bursa kembali melakukan suspensi kepada Perseroan.
Artinya, dalam sepekan terakhir harga saham NIKL naik hingga 56,25%. Sementara dalam kurun waktu satu bulan, harga saham NIKL melonjak hingga 134,96% atau berada di level Rp 625 per saham.
Related News
Bergerak Liar, BEI Akhirnya Gembok Saham KARW
Petinggi Emiten TP Rachmat (DRMA) Tampung Lagi Rp1.065 per Lembar
Bos PPRI Lego Saham Lagi, Kali Ini 30 Juta Lembar Harga Atas
Grup Lippo (SILO) Obral Saham ke Karyawan Harga Bawah, Ini Tujuannya
MEDC Siap Lunasi Obligasi Rp476,3 M, Telisik Sumber Dananya
Pendapatan Oke, Laba NCKL Kuartal III 2024 Tembus Rp4,83 Triliun