EmitenNews.com - PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk, (ACRO) resmi mencatatkan sahamnya hari ini Kamis (11/1) sebagai Perusahaan Tercatat ke-6 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2024.

 Perusahaan yang didirikan pada tanggal 21 Juli 1989 ini, bergerak dalam bidang industri dan perdagangan yang memproduksi berbagai macam produk berupa perekat Hook dan Loop/Magic Tape atau Pita Pengait rekat dan webbing tape.

 

“Ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa dalam perjalanan ACRO. Pencapaian ini juga melebihi ekspektasi kami, ternyata saham ACRO diminati oleh investor pasar modal,” jelas Chung Tae Sung, Direktur Utama PT. Samcro Hyosung Adilestari Tbk dalam keterangan pers, Kamis (11/1).

 Diketahui, dalam aksi Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO), Perseroan melepas sejumlah 693.828.000 lembar saham. Besaran saham itu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan, dengan harga Rp108 per saham.

 

Perseroan mengalokasikan sebanyak 2,48% saham dari Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham atau 17.203.000 saham untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation atau ESA).

 Perseroan juga secara bersamaan menerbitkan sebanyak 231.276.000 Waran Seri I yang menyertai Saham Baru Perseroan atau sebanyak 8.33% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham disampaikan.

Bersamaan dengan aksi IPO ini, Perseroan mengadakan Program Pemberian Opsi Kepemilikan Saham Kepada Manajemen dan Karyawan (Management and Employee Stock Option Plan - MESOP) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10% saham dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 346.913.800 saham.

 

Adapun PT UOB Kay Hian Sekuritas selaku Lead mengungkapkan, ACRO mengalami kelebihan permintaan atau oversubsribe 20 kali selama masa offering.

Lebih lanjut Chung Tae Sung mengungkapkan, dana hasil IPO, sekitar 30% akan digunakan Perseroan untuk pembelian mesin. Sekitar 9,84% akan digunakan Perseroan untuk membayar pinjaman Dollar AS dari PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk.

 

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan membiayai kegiatan operasional seperti biaya marketing, biaya SDM, biaya promosi, biaya desain kemasan, biaya perbaikan, pemeliharaan mesin dan bangunan, serta biaya overhead pabrik.

Chung Tae Sung menambahkan, Kinerja Perseroan sampai saat ini masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif dan optimistis dengan prospek bisnis yang dijalankan Perseroan saat ini.

 

“Pasar global hook dan loop diharapkan untuk tumbuh dalam CAGR 5,6% hingga tahun 2029,” tandasnya.