EmitenNews.com - Perekonomian Indonesia telah menunjukkan resiliensi yang luar biasa dan momentum perekonomian juga tetap terjaga meski di tengah pandemi Covid-19 serta gejolak ekonomi dan geopolitik dunia.


Resiliensi ekonomi domestik terlihat dari kemampuan bertahan dari serangan Covid-19 varian delta hingga omicron. Terkini, pada triwulan II-2022 ekonomi Indonesia tetap mampu tumbuh baik sebesar 5,44% (yoy). Seiring dengan terkendalinya Covid-19 sejak triwulan IV-2021, ekonomi Indonesia kembali menunjukkan peningkatan.


"Dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi hingga triwulan II-2022 dan prospek ke depan, Pemerintah optimis target pertumbuhan ekonomi tahun 2022 sebesar 5,2% dapat tercapai," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Indonesia Best Bank Awards 2022 yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi, Kamis (25/08).


Menko Perekonomian menilai sektor keuangan perlu didorong untuk memanfaatkan momentum terakselerasinya tren digitalisasi pada masa pandemi Covid-19. Digitalisasi di sektor keuangan terbukti mampu menghasilkan layanan keuangan yang lebih efisien dan menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.


“Industri perbankan memiliki peranan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di tengah berbagai ketidakpastian, intermediasi keuangan oleh perbankan tetap tumbuh positif,” ujarnya.


Pada Juli 2022, kredit mengalami pertumbuhan sebesar 10,71% (yoy) ditopang peningkatan pertumbuhan di seluruh jenis kredit dan sebagian besar sektor ekonomi. Selain itu, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 39,76% (yoy) mencapai Rp35,5 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 27,82% (yoy) menjadi Rp4.359,7 triliun sejalan dengan normalisasi mobilitas masyarakat.


“Seiring dengan membaiknya permintaan masyarakat, perbankan diharapkan dapat menyelaraskan lending appetite bagi dunia usaha guna memastikan dukungan yang cukup bagi sektor-sektor pendorong pemulihan ekonomi,” tutur Airlangga.


Perbankan diharapkan mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar bisa segera naik kelas melalui pembiayaan, termasuk dalam platform digital. Sebanyak 19 juta UMKM telah masuk dalam ekosistem digital dan ditargetkan sebesar 30 juta UMKM akan masuk ekosistem digital pada tahun 2024. Berbagai bantuan pendanaan murah juga terus dilanjutkan.


Lebih lanjut, fintech turut berperan sebagai pendorong pemulihan ekonomi sebagai sumber pembiayaan yang cepat dan mudah, termasuk bagi masyarakat yang tidak terjangkau layanan perbankan. Bersama dengan perbankan, pembiayaan fintech harus didorong untuk kegiatan produktif serta membantu pelaku UMKM go-digital hingga dapat menjadi bagian dari Global Value Chain.


Pelaksanaan industri keuangan digital perlu terus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan risiko ke depan. Oleh karena itu, pembangunan ekosistem keuangan digital yang lebih baik akan terus diupayakan untuk meminimalisir permasalahan dari sisi regulasi, serta mencegah kerugian baik pada pelaku usaha maupun masyarakat.


“Saya mengapresiasi kinerja sektor perbankan yang telah mendukung tersalurkannya kredit yang tetap tumbuh positif pada Triwulan II-2022 dengan rasio non-performing loan yang terkendali di 2,86% pada Juni 2022,” tutup Menko Airlangga.


Dalam jangka panjang, Pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh tinggi dan keluar dari middle income trap. Sektor keuangan dalam hal ini diharapkan dapat berkontribusi melalui peningkatan literasi keuangan dan pendalaman pasar, serta akses pembiayaan ke seluruh masyarakat Indonesia.(fj)