Sawit Sumbermas Sarana Semakin Optimis Kinerja Naik 10 Persen di 2025

Rapat Umum Pemegang saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). DOK/ISTIMEWA
EmitenNews.com -PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) membukukan laba bersih pada Kuartal I-2025 sebesar Rp 341,5 miliar. Naik 23,3 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 sebesar Rp 276,9 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp 35,95 per lembar.
Emiten milik Abdul Rasyid membukukan revenue di periode ini Rp3,7 triliun atau naik 48 persen dari periode sama tahun lalu Rp2,5 triliun. Adapun beban pokok penjualan di tahun ini senilai Rp2,39 triliun naik 40 persen dari Rp1,74 triliun.
Sehingga untuk laba bruto periode ini naik 68,5 persen jadi Rp1,3 triliun dari periode sebelumnya Rp771,4 miliar di kuartal I-2025. Perolehan positif ini mengerek EBITDA perseroan 14,9 persen jadi Rp739 miliar dari sebelumnya Rp643 miliar.
Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) optimis menatap tahun 2025 dengan proyeksi pertumbuhan kinerja sekitar 10 persen, seiring pemulihan produksi minyak sawit nasional dan strategi efisiensi biaya yang terus diperkuat. Direktur Utama SSMS, Jap Hartono, menyampaikan bahwa proyeksi ini realistis dan sejalan dengan tren industri kelapa sawit nasional yang kembali mengalami peningkatan produksi.
“Tahun ini kita nggak perlu terlalu over optimist atau over pessimist, kita ngomong realistis saja. Kalau industri sawit nasional tumbuh 10 persen, ya kami juga targetkan pertumbuhan sekitar 10 persen,” ujar Jap Hartono dalam paparan publik SSMS, Kamis 8 Mei 2025.
Peningkatan produksi minyak sawit Indonesia diperkirakan mencapai 48 juta ton setelah sempat turun menjadi 45 juta ton di tahun lalu, mencerminkan pemulihan sebesar 10 persen. SSMS mengambil momentum ini dengan menggenjot operasional dan efisiensi, termasuk melalui strategi pembelian bahan baku eksternal yang lebih agresif serta investasi di sektor pendukung.
SSMS mengalokasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp510 miliar di tahun 2025 yang difokuskan untuk renovasi fasilitas pekerja, pengadaan peralatan berat, dan peremajaan mesin-mesin produksi. Realisasi Capex hingga kuartal pertama 2025 telah mencapai sekitar 30-35 persen atau Rp180 miliar.
Di sisi efisiensi, Jap menekankan pentingnya pengendalian biaya dibandingkan spekulasi harga pasar. “Kami selalu bicara soal cost. Karena itu yang bisa kita kontrol. Dengan cash cost sekitar USD325 dan break-even di USD550, kita tetap bisa bertahan meski harga CPO berada di level terendah dalam rentang pasar,” ujarnya.
Kinerja SSMS di kuartal pertama 2025 mencatat hasil positif yang ditopang oleh efisiensi produksi, strategi just-in-time inventory management, serta peningkatan penyerapan pasar ekspor. Meskipun biaya pajak ekspor meningkat, hal itu ditopang oleh lonjakan volume ekspor SSMS yang signifikan.
Sementara itu, SSMS juga terus memperkuat ekspansi ke sektor hilir. Grup perusahaan tengah menyelesaikan pembangunan fasilitas refinery berkapasitas 1.500 ton per hari yang ditargetkan mulai beroperasi akhir tahun ini, sebagai bagian dari strategi downstream dan diversifikasi produk turunan sawit.
SSMS mencatat peningkatan yield menjadi 7,5 ton per hektare dalam empat bulan pertama 2025, dari sebelumnya 7,1 ton per hektare di 2024. Dengan produktivitas tinggi bahkan di usia tanaman 24 tahun yang masih menghasilkan hingga 23 ton per hektare, SSMS belum merencanakan replanting hingga 2026.
Plantasi paling produktif saat ini berada di PT SMU, dengan yield mencapai 28,5 ton per hektare per tahun dan oil extraction rate (OER) sebesar 24 persen.
SSMS juga memperkuat komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dan pengurangan emisi melalui pemanfaatan dua unit biogas plant yang telah beroperasi. Plant tersebut telah memberikan dampak signifikan dalam penghematan energi, terutama untuk kebutuhan pabrik dan kawasan perumahan karyawan.
Perusahaan merencanakan pembangunan tambahan tiga biogas plant dan dua bio-CNG plant sebagai bagian dari strategi keberlanjutan jangka panjang.
Jap Hartono menegaskan bahwa SSMS tetap disiplin dan bertanggung jawab sebagai perusahaan terbuka, terutama dalam menjaga profitabilitas dan keberlanjutan. “Kami tidak mengejar angka yang bombastik. Yang kami kejar adalah pertumbuhan yang berkelanjutan, efisiensi, dan kontribusi nyata bagi industri dan masyarakat,” tutupnya.
Related News

Aset Tugu Insurane (TUGU) Tembus Rp30T di Kuartal I-2025

Dua Hari Buyback, Amman Mineral (AMMN) Serok 281.300 Saham Harga Bawah

Sugiyanto Wibawa Mundur sebagai Direktur Aspirasi Hidup (ACES)

Kinerja Kuartal I Melesat, CBUT Targetkan Pendapatan Rp13T di 2025

Emiten Milik TP Rachmat (TAPG) Raup Dividen Lagi Rp195,3M

RAAM Akan Proses Mundurnya Diaz Hendropriyono pada 24 Juni