Selangkah Lagi! Garuda Indonesia (GIAA) Bebas Efek Pemantauan Khusus
EmitenNews.com - Garuda Indonesia (GIAA) perlahan mulai melepaskan diri dari efek pemantauan khusus. Emiten aviasi pelat merah itu, bebas dari jeratan kriteria 8. Yaitu, dalam kondisi dimohonkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) atau dimohonkan pailit.
”Pencabutan kriteria efek dalam pemantauan khusus terutama poin 8 itu, berlaku efektif sejak hari ini Selasa, 30 Januari 2024,” tegas Teuku Fahmi Ariandar, Kepala Divisi PLP, Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pencabutan kriteria itu, menyusul langkah Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi Greylag entities atas homologasi Garuda Indonesia. Dengan demikian, langkah hukum Greylag Entities pupus. MA telah memutus kasasi atas pengajuan pembatalan putusan perdamaian diajukan Greylag Goose Leasing 1410 Designated Activity, dan Greylag Goose Leasing 1446 Designated Activity (Greylag Entities). Kasus itu, terdaftar dengan nomor:6Pdt.Sus-Pembatalan Perdamaian/2023/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Kuasa hukum Garuda Indonesia telah menerima surat pemberitahuan, dan penyampaian salinan putusan Mahkamah Agung R.I nomor:1296 K/Pdt.Sus-Pailit/2023 jo.6/Pdt.Sus-Pembatalan Perdamaian/2023/PN Niaga.Jkt.Pst. pada 24 Januari 2024.
Amar putusan MA berbunyi menolak permohonan kasasi dari pemohon yaitu Greylag Entities. Selanjutnya, MA menghukum Greylag Entities membayar denda sebagai biaya perkara Rp5 juta. ”Dengan keputusan penolakan kasasi itu, putusan penolakan pembatalan telah berkekuatan hukum tetap,” tutur Irfan Setiaputra, CEO Garuda Indonesia.
Meski begitu, Garuda Indonesia belum bebas penuh dari efek pemantauan khusus. Garuda berjuang untuk keluar dari kriteria poin 5 yaitu memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir. Ya, per 30 September 2023, Garuda mencatat total ekuitas minus USD1,61 miliar, bengkak dari akhir 2022 hanya USD1,53 miliar. Jumlah liabilitas USD7,76 miliar, turun tipis dari posisi akhir 2022 senilai USD7,77 miliar.
Total aset terakumulasi USD6,15 miliar, menyusut dari akhir 2022 senilai USD6,23 miliar. Garuda berbalik rugi USD72,38 juta. Longsor 119 persen dari edisi sama 2022 dengan tabulasi laba USD3,7 miliar. Sebaliknya, rugi per saham menipis menjadi USD0,00274 dari periode sama tahun sebelumnya USD0,14294.
Total pendapatan USD2,23 miliar, melesat 48 persen dari edisi sama tahun lalu USD1,5 miliar. Itu dari penerbangan terjadwal USD1,72 miliar, naik tipis dari USD1,15 miliar. Penerbangan tidak terjadwal USD274,25 juta, menanjak dari posisi sama tahun lalu USD162,79 juta. Lainnya terkumpul sejumlah USD234,91 juta, menanjak dari edisi sama tahun lalu USD185,98 juta. (*)
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M