EmitenNews.com - Tingkat pengeluaran per kapita masyarakat Luwu mulai meningkat. Berdasar data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2024, pengeluaran per kapita untuk makanan naik menjadi Rp560.757 dari periode 2023 senilai Rp530.622. Pengeluaran non-makanan meningkat menjadi Rp463.536 dari posisi 2023 sebesar Rp406.654. 

Secara total, pengeluaran per kapita masyarakat Luwu bertambah menjadi Rp1.024.293 dalam tempo satu tahun dari Rp937.276. Peningkatan itu, menjadi indikator pertumbuhan daya beli masyarakat antara lain didorong kehadiran investasi baru. Salah satu investasi berkontribusi terhadap geliat ekonomi itu, kehadiran perusahaan tambang emas di Kecamatan Latimojong, yakni Masmindo Dwi Area (MDA). 

Kalau dihitung secara estimasi, jumlah pekerja Proyek Awak Mas saat ini telah mencapai lebih dari 750 orang, atau sekitar 50 persen dari target sekitar 1.500 pekerja pada tahap konstruksi produksi. Meski tidak ada aturan tertulis mengenai komposisi tenaga kerja, dalam berbagai kesempatan bersama pemangku kepentingan, baik di pusat maupun daerah, MDA selalu menegaskan komitmen untuk menerapkan proporsi 70 persen karyawan lokal Luwu, dan 30 persen dari nasional.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Luwu, Hasbullah Bin Mush, menjelaskan saat ini penyerapan tenaga kerja lokal dalam proyek cukup signifikan. “Saat ini ada 16 perusahaan mitra PT Masmindo, dan jika diakumulasi, sekitar 70 persen tenaga kerja dari masyarakat lokal,” ungkap Hasbullah.

Ia menambahkan, data tersebut dihitung berdasar identifikasi dokumen resmi para pekerja. ”Kami memverifikasi jumlah tenaga kerja lokal berdasar kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik para pekerja,” jelasnya.

Sebagai bentuk komitmen berkelanjutan untuk memberdayakan masyarakat sekitar, PT MDA melalui salah satu kontraktor utama, PT Macmahon Indonesia, juga baru-baru ini membuka peluang kerja tambahan bagi warga Luwu. Tahap awal, lebih dari 100 tenaga kerja lokal akan direkrut untuk mendukung operasional Proyek Awak Mas. Jumlah itu, masih akan bertambah seiring peningkatan keterlibatan berbagai rekanan lokal dalam proyek.

Jae, warga Kecamatan Bajo Barat, mengapresiasi transparansi PT Macmahon dalam proses rekrutmen.“Waktu saya melamar ke PT Macmahon, prosesnya jelas, ada pemberitahuan jadwal tes, dan tahapan seleksi terbuka. Kalau ada rezeki bisa bekerja di perusahaan, itu menjadi kebahagiaan keluarga saya,” ujarnya.

Hasbullah juga menegaskan pemerintah daerah berkomitmen penuh dalam memfasilitasi keterlibatan tenaga kerja lokal setiap peluang kerja yang tersedia, termasuk proyek Masmindo. ”Pemerintah daerah hadir sebagai penghubung antara perusahaan, dan masyarakat. Kami memastikan proses rekrutmen berjalan terbuka, adil, dan berpihak kepada tenaga kerja lokal, khususnya wilayah terdampak langsung proyek,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan kehadiran investasi seperti MDA membawa dampak positif dalam mengurangi angka pengangguran, dan memperkuat perekonomian daerah. “Proyek Awak Mas memiliki nilai strategis, tidak hanya dari sisi investasi, tetapi juga dalam meningkatkan sektor ekonomi masyarakat. Setiap tenaga kerja terserap adalah langkah konkret menuju pengentasan pengangguran, dan kemiskinan Kabupaten Luwu,” tandas Hasbullah.

Selain membuka lapangan kerja, Masmindo Dwi Area juga aktif meningkatkan kapasitas masyarakat lokal agar siap bersaing di dunia kerja. Salah satu langkah konkret telah dilakukan yaitu menggandeng Disnakertrans Luwu untuk menggelar program pelatihan kejuruan bidang las, dan kelistrikan industri. Program itu, telah menghasilkan dua alumni dari masyarakat lingkar tambang, yang kini memiliki keterampilan teknis untuk mendukung sektor industri lokal. (*)