EmitenNews.com - Setelah mencatat reli spektakuler dalam beberapa pekan terakhir, saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) akhirnya terkoreksi tajam pada perdagangan Jumat (10/10).

CBRE ditutup turun 14,83% ke level Rp1.465 per saham, meski harga tersebut masih jauh di atas posisi awal Oktober yang sempat berada di kisaran Rp680.

Kendati mengalami tekanan jual, antusiasme investor terhadap saham CBRE masih terlihat tinggi. Emiten yang disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan pengusaha Happy Hapsoro itu kini kembali jadi sorotan pasar, menyusul munculnya transaksi negosiasi jumbo senilai Rp200 miliar yang ramai diperbincangkan.

Transaksi tersebut disebut melibatkan nama Andry Hakim, sosok yang sebelumnya mengaku tengah melakukan aksi akumulasi saham CBRE. Dalam sebuah podcast bersama Leon Hartono, Andry mengungkap bahwa kepemilikannya di CBRE semakin mendekati ambang batas 5%.

Meski belum ada konfirmasi resmi, nilai transaksi jumbo tersebut memicu spekulasi liar di kalangan pelaku pasar. “Nominal Rp200 miliar bukan angka kecil. Jika benar melibatkan Andry Hakim, artinya ada pergerakan besar di balik layar,” ujar salah satu analis pasar modal yang enggan disebut namanya.

CBRE sendiri tengah agresif memperluas bisnisnya. Perusahaan berencana membeli kapal pipe-laying & lifting vessel milik Hilong Shipping Holding Ltd senilai US$100 juta (Rp1,6 triliun).

Tak berhenti di situ, CBRE juga dikabarkan sedang melakukan due diligence untuk mengakuisisi perusahaan jasa offshore, dengan potensi realisasi mencapai lebih dari 50%.

Saham CBRE dalam 1 bulan terakhir terbang 115,4 persen dari harga Rp640 pada 8 September 2025.

Dalam enam bulan CBRE naik 6.269 persen dari harga di FCA Rp23 pada 14 April 2025.

CBRE secara tahunan (YTD) terbang 7.610 persen dari harga Rp19 pada 2 Januari 2025.