EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,22 persen menjadi 8.184. Saham sektor teknologi, energi, dan keuangan membukukan penguatan terbesar. Namun rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di kisaran Rp16.636 per USD. Itu seiring pelemahan mata uang negara Asia terhadap USD. 

Indeks bursa Asia berakhir dengan beragam. Indeks Kospi mencapai rekor tertinggi, sedang indeks bursa Tiongkok, dan Hong Kong kompak melemah. Sesuai prediksi, Bank of Japan mempertahankan suku bunga acuan di level 0,5 persen, mempertahankan suku bunga pinjaman pada level tertinggi sejak 2008.

Presiden AS Donald Trump akhirnya melakukan pertemuan dengan Presiden Xi di Busan, Korea Selatan, Kamis, 30 Oktober 2025. Hasil pertemuan itu, AS akan mengurangi tarif impor berkenaan dengan perdagangan obat fentanil menjadi 10 persen dari 20 persen. So, Tiongkok kena tarif impor 47 persen dari 57 persen. 

AS juga akan menunda penerapan perluasan pembatasan pada perusahaan Tiongkok masuk daftar hitam. Sedang Tiongkok akan menunda pembatasan ekspor mineral tanah jarang selama setahun. Selanjutnya, Presiden Trump berencana berkunjung ke Tiongkok pada April 2025, diikuti  kunjungan Presiden Xi ke AS.

Secara teknikal, histogram negatif MACD sedikit menyempit, dan Stochastic RSI membentuk golden cross di area pivot. Indeks berpotensi menguji level 8.250, namun rentan pullback jangka pendek karena profit taking menjelang akhir pekan, dan menguji MA20 level  8.153. 

Jadi, indeks diperkirakan bergerak sideways. Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 31 Oktober 2025, indeks akan menjelajahi kisaran support 8.050, dan resistance 8.250. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menjagokan saham PGAS, ITMG, INCO, TOWR, SCMA dan EMTK sebagai bahan koleksi. (*)