EmitenNews.com - Isu perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian global, mendorong komitmen untuk mencapai net zero emission pada 2060. 

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), sebagai perusahaan BUMN, berkomitmen mendukung inisiatif ini melalui penggunaan bahan bakar alternatif untuk meningkatkan rasio substitusi energi panas (thermal substitution rate/TSR).

Selama 2023, SIG berhasil meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif seperti limbah industri, sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), biomassa, dan sumber lainnya. 

Data Perseroan mencatat penggunaan bahan bakar alternatif mencapai 559.625 ton, meningkat 27% dari 2022, yang sebesar 437.232 ton. Dengan upaya ini, SIG berhasil menggantikan sebagian penggunaan batu bara dalam produksi semen, mencapai rasio TSR sebesar 7,27%.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menyatakan bahwa penggunaan bahan bakar alternatif sebagai pengganti batu bara adalah langkah strategis untuk mendorong penggunaan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Inisiatif ini juga membantu SIG mengurangi emisi GRK yang menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global.

"Perubahan iklim akibat emisi GRK berdampak pada peningkatan suhu bumi. Ini menuntut tindakan bersama untuk mengurangi emisi GRK. SIG, sebagai perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan, berkomitmen mendukung upaya global mengurangi emisi GRK dengan bahan bakar alternatif, seperti yang tertuang dalam Sustainability Roadmap SIG 2030," kata Vita Mahreyni.

Penggunaan bahan bakar alternatif memberikan manfaat dari berbagai aspek: lingkungan, ekonomi, dan sosial. RDF, misalnya, selain mengurangi emisi gas rumah kaca, juga mengatasi masalah sampah perkotaan, seperti tumpukan sampah dan kebutuhan lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

Dari sisi ekonomi, RDF membantu pemerintah mengurangi biaya pembelian lahan landfill, sementara dari aspek sosial, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Saat ini, RDF digunakan dalam produksi semen di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, dengan pabrik di Narogong, Cilacap, dan Tuban. Pada 2023, penggunaan RDF di tiga pabrik ini mencapai 30.061 ton. 

Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar alternatif juga menjadi solusi untuk mengurangi limbah pertanian yang dapat menghasilkan gas metana, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi petani. Penggunaan biomassa di pabrik-pabrik SIG pada 2023 mencapai 325.804 ton.

Selain bahan bakar alternatif, SIG melakukan berbagai langkah untuk mengurangi emisi GRK, seperti efisiensi konsumsi energi termal melalui digitalisasi dan optimasi proses produksi, serta teknologi hydrogen injection. 

SIG juga menginisiasi pemanfaatan energi terbarukan dengan panel surya dan konversi energi termal gas panas buang menjadi energi listrik (Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG). Hasilnya, pada 2023, SIG berhasil mengurangi emisi GRK cakupan 1 sebesar 17% dibanding baseline 2010.

"Sebagai perusahaan berpengalaman, SIG memberikan solusi pengelolaan limbah dan sampah secara berkelanjutan dengan prinsip ekonomi sirkular yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan dan masyarakat," ujar Vita Mahreyni menutup keterangannya.