EmitenNews.com - Ancora Resources (OKAS) mengonversi utang menjadi aset. Konversi utang senilai USD25 juta itu dilakukan dengan mekanisme pengalihan 100 persen saham Indotan Lombok Pte Ltd. So, Oliva Vera Dome Holding Ltd menjadi pemilik Indotan Lombok.

Berdasar laporan keuangan konsolidasian perseroan per 31 Desember 2024 (nilai tukar Rp16.162), jumlah pinjaman terutang perseroan kepada Oliva Vera Dome Holding Ltd., berdasar USD25 juta facility agreement 17 Oktober 2011 (berikut perubahan dan pengalihannya) sebesar USD19,33 juta atau setara Rp312,45 miliar. 

Itu terdiri dari pinjaman pokok USD8 juta atau setara Rp129,29 miliar, dan bunga USD11,33 juta atau selevel Rp183,15 miliar. Sehubungan dengan adanya permintaan pembayaran dari kreditur, saat itu tidak dapat dipenuhi perseroan. Perseroan bersama kreditur telah menyepakati rencana restrukturisasi melalui mekanisme debt to equity conversion. 

Rencana restrukturisasi itu, wajib mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan. Namun, karena tenggat waktu penyelenggaraan RUPS tidak terpenuhi sehingga rencana debt to equity conversion tersebut tidak dapat direalisasikan. Di sisi lain, saat bersamaan perseroan menyimpulkan proyek tambang emas melalui Indotan Lombok Pte. Ltd. (ILP) sejak 2017 menghadapi tantangan operasional sangat signifikan berpengaruh terhadap rencana produksi atas proyek tersebut. 

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, perseroan memutuskan untuk mengalokasikan sumber daya kepada peluang lain yang selaras dengan rencana jangka panjang perseroan. Dengan kondisi itu, perseroan menawarkan skema pembayaran utang dengan aset yaitu atas kepemilikan 100 persen saham ILP kepada kreditur sebagai salah satu alternatif penyelesaian utang yang dinilai paling tepat.

Itu karena memberi beberapa dampak positif sekaligus yaitu mengurangi beban pokok utang, mengurangi beban bunga utang dengan tingkat suku bunga lebih rendah. Memperbaiki posisi neraca dengan mendapatkan perpanjangan jatuh tempo pinjaman. Melakukan pembayaran tanpa menggunakan kas perseroan.

Selain itu, aset yang dialihkan merupakan aset tidak produktif sehingga tidak mempengaruhi kinerja operasional, dan perseroan bisa mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan bisnis existing serta menjajaki potensi pengembangan bisnis sejalan dengan strategi jangka panjang perseroan, sebagai penyedia solusi energi terintegrasi.

Setelah bernegosiasi, dan mendapat persetujuan yang disyaratkan, perseroan dan kreditur telah meneken perubahan dan pernyataan kembali perjanjian fasilitas, yang berlaku efektif sejak 15 September 2025. Dalam perjanjian retrukturisasi antara lain telah disepakati jumlah total utang USD19,33 juta untuk direstrukturisasi menjadi sebagai berikut. 

Pinjaman pokok sebesar USD8 juta direstrukturisasi menjadi Tranche A dengan pembayaran kembali (jatuh tempo) pada 31 Desember 2045. Bunga USD11,33 juta direstrukturisasi menjadi Tranche B, dengan rencana pelunasan sebagai berikut. Pelunasan sebagian dengan pembayaran utang dengan aset USD6,5 juta dari pokok Tranche B dengan pengalihan 100 persen saham milik perseroan dalam Indotan Lombok Pte. Ltd.

Lalu, sisa pokok terutang Tranche B dengan pembayaran kembali (jatuh tempo) pada 31 Desember 2045, penurunan tingkat suku bunga menjadi 3 persen per tahun atas Tranche A, dan sisa pokok terutang Tranche ?. Pembayaran bunga dilakukan setahun sekali setiap tanggal 5 Oktober terhitung sejak tahun ke-11 yaitu tahun 2036 alias pada 5 Oktober 2036.

Perseroan berkeyakinan mampu memenuhi kewajiban pembayaran sisa Tranche A, dan Tranche B hingga jatuh tempo pada 31 Desember 2045. Itu dilakukan dengan beberapa strategi. Misalnya, berfokus dan bertumbuh sektor bisnis mining explosives, yang merupakan kontributor utama pendapatan perseroan, dengan memanfaatkan kompetensi utama selama lebih dari 38 tahun, dan secara aktif melakukan ekspansi produk dan jasa secara inovatif serta terus mencari peluang kerjasama dengan pemain global.

”Mencari bisnis baru di luar mining explosives, yang memberikan nilai tambah kepada perseroan, dan mengembangkan misi perseroan untuk menjadi penyedia solusi energi terintegrasi,” tegas Ratno Paskalis Hendrawan, Direktur Utama Ancoa Indonesia Resources. (*)