EmitenNews.com - PT Sunter Lakeside Hotel Tbk (SNLK) membukukan penurunan kinerja keuangan pada periode sembilan bulan pertama tahun 2025. Emiten perhotelan ini mencatat rugi bersih sebesar Rp5,73 miliar, melonjak 173,6% dibandingkan rugi Rp2,09 miliar pada periode yang sama tahun 2024.

Berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit per 30 September 2025 yang dipublikasikan Senin (20/10), disebutkan pendapatan perseroan turun signifikan menjadi Rp30,05 miliar, atau terkontraksi 20,5% dibandingkan Rp37,83 miliar pada tahun sebelumnya.

Beban pokok pendapatan ikut menurun 16,5% menjadi Rp13,59 miliar dari Rp16,27 miliar, sehingga laba bruto menyusut 23,6% menjadi Rp16,47 miliar dari sebelumnya Rp21,56 miliar.

Dari sisi operasional, beban usaha tercatat Rp16,04 miliar, sedikit turun 4,6% dibandingkan Rp16,82 miliar tahun lalu. Namun, beban penyusutan meningkat 4,2% menjadi Rp7,23 miliar, yang menekan margin laba usaha.

Pendapatan lain-lain naik 59,8% menjadi Rp1,49 miliar, sedangkan pendapatan keuangan tumbuh 75,2% menjadi Rp743,9 juta. Meski demikian, beban keuangan hanya sedikit turun 8% menjadi Rp1,16 miliar.

Setelah memperhitungkan seluruh pos tersebut, Sunter Lakeside Hotel membukukan rugi sebelum pajak Rp5,73 miliar, atau naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan rugi Rp2,09 miliar tahun lalu. Tidak terdapat manfaat pajak penghasilan yang diakui pada periode ini.

Dari sisi neraca, total aset perseroan tercatat sebesar Rp204,81 miliar per 30 September 2025, turun 4,2% dari Rp213,79 miliar pada akhir 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya kas dan setara kas dari Rp23,85 miliar menjadi Rp20,57 miliar atau turun 13,8%.

Liabilitas juga mengalami penurunan 7,1% menjadi Rp42,46 miliar dari Rp45,71 miliar pada akhir tahun lalu. Penurunan terbesar berasal dari liabilitas jangka panjang, khususnya liabilitas sewa yang turun dari Rp26,49 miliar menjadi Rp22,33 miliar.

Sementara itu, total ekuitas perseroan turun 3,4% menjadi Rp162,35 miliar dari Rp168,07 miliar di akhir 2024, seiring akumulasi rugi periode berjalan.

Dari sisi arus kas, Sunter Lakeside mencatat penurunan kas bersih dari aktivitas operasi menjadi Rp1,63 miliar, turun 55,8% dibandingkan Rp3,68 miliar pada tahun lalu. Kas dari aktivitas investasi dan pendanaan juga mengalami defisit masing-masing Rp834 juta dan Rp4,08 miliar.

Sebagai hasilnya, kas dan setara kas akhir periode tercatat Rp20,57 miliar, menurun 13,8% dibandingkan posisi awal tahun

SNLK pada perdagangan hari ini Senin (20/10) turun 0,97 persen ke level Rp410 per lembar.
SNLK dalam sebulan terakhir turun 10,4 persen dari harga Rp458 pada 22 September 2025.

Dalam enam bulan SNLK melesat 38,8 persen dari harga Rp670 pada 21 April 2025. Secara tahunan (YTD) SNLK turun 35,4 persen dari harga Rp635 pada 2 Januari 2025.