Soal Potensi Panggil Paksa Bos Sinarmas Indra Widjaja, Ini Kata KPK

Gedung kpk
EmitenNews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan respons soal Bos Sinarmas Group Indra Widjaja yang sudah dua kali mangkir dari pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi investasi fiktif PT Taspen (Persero).
Sebelumnya, penyidik KPK telah memanggil Indra untuk menjalani pemeriksaan pada 12 Februari dan 15 April 2025. Namun, Komisaris Utama Asuransi Sinarmas tersebut tak juga datang dan memenuhi jadwal pemeriksaan.
"Sampai dengan saat ini, saya belum terinfo dari penyidik terhadap saksi yang dimaksud (Indra Widjaja), apakah akan dilakukan pemanggilan paksa atau tidak," kata juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto akhir pekan lalu dikutip, Senin (05/05).
Menurut Tessa, Indra Widjaja memang memberikan keterangan kepada penyidik soal alasan dirinya tak bisa memenuhi panggilan pemeriksaan. Pada dua kesempatan tersebut, kata dia, Indra beralasan tengah menjalani pengobatan untuk kesehatannya.
Namun, Tessa mengklaim tak mengetahui apakah penyidik lembaga antirasuah tersebut menilai alasan pengobatan tersebut wajar dan patut; atau tidak. Jika tidak, penyidik memang memiliki potensi untuk melakukan pemanggilan paksa.
"Ya, tentunya itu nanti dikembalikan kepada penyidik yang memiliki kewenangan," kata dia.
Indra Widjaja anak dari pendiri Sinarmas Grup, Eka Tjipta Widjaja. Saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk yang sekarang bernama PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk dengan kode saham LIFE.
Dalam kasus korupsi ini, KPK telah menetapkan dua orang tersangka yaitu Direktur Utama PT Taspen 2020-2024, Antonius Kosasih; dan mantan Direktur Utama PT Insight Investment Management Ekiawan Heri Primaryanto. Keduanya dituduh melakukan investasi fiktif dana PT Taspen yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp200 miliar.
Soal Sinarmas Grup, KPK sempat mengungkap ada empat perusahaan yang menerima keuntungan dari proses investasi fiktif tersebut. Salah satunya adalah PT Sinarmas Sekuritas yang diduga menerima keuntungan Rp44 juta.
Related News

Tindaklanjuti Perpres Sampah jadi Waste to Energi, Ini Kesiapan Bahlil

Pemerintah Salurkan Bansos Triwulan III, Tambah Penerima jadi 35 juta

Folago (IRSX) Sabet 5 Piala di Kalodata Awards 2025

Kelola Lahan Tidur, Sudah Lebih 1.771 Brigade Pangan Dibentuk

Bapanas Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Kurangi Susut dan Sisa Pangan

Jaga Kepercayaan Investor dan Mitra, PTPP Perkuat GCG dan Transparansi