EmitenNews.com - PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2023 pada Jumat, 28 Juni 2023 dengan agenda persetujuan dan pengesahan Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2023 dan penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2023. 

Wakil Presiden Direktur, Tedja Sukmana Hudianto, menjelaskan bahwa RUPST memutuskan untuk melanjutkan tradisi pembagian dividen sebesar Rp 105.980.111.025 atau setara Rp15 per saham.

"Dengan begitu, pay out ratio (DPR) Perseroan adalah sekitar 21%. Sebanyak Rp 10 miliar digunakan sebagai dana cadangan, dan sisanya sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja Perseroan," jelas Tedja dalam keterangan tertulisnya Senin (1/7).

Tedja melanjutkan perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 6,45 triliun, meningkat 3,1% dari tahun sebelumnya.  Volume penjualan total juga tumbuh 6,4%. Untuk tahun buku 2023, Perseroan berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 498 miliar, yang merupakan laba bersih tertinggi yang pernah dicapai oleh Perseroan.

Namun demikian, meskipun pertumbuhan volume cukup memuaskan, nilai penjualan kurang dari target yang Perseroan tetapkan yaitu berkisar Rp 7 – 7,5 triliun. Hal ini dikarenakan penjualan dan pendapatan jasa Perseroan berhubungan dengan fluktuasi harga baja global. 

Harga hot-rolled coil (HRC) dari Tiongkok turun sekitar 13,4% pada tahun 2023, tetapi Perseroan dapat mengelola harga jual rata-rata dengan baik sehingga hanya mengalami penurunan sekitar 2,75%.

Dia menambahkan, Perseroan sangat memahami kebutuhan investor dan berupaya maksimal untuk terus meningkatkan imbal hasil. Hal tersebut yang melatarbelakangi pembagian dividen di tahun ini. 

Faktor lain yang mempengaruhi tingkat dividen diantaranya kondisi ekonomi global yang masih tidak menentu, kondisi ekonomi domestik yang sedikit banyak terpengaruh kondisi global serta perlambatan yang diakibatkan oleh peralihan politik di tahun ini, dan mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan modal kerja untuk menghadapi volatilitas harga pasar guna memastikan daya saing Perseroan dalam tender terhadap proyek infrastruktur.

Meskipun terjadi pelemahan volume penjualan di kuartal I yang disebabkan berbagai faktor, diantaranya pemilihan presiden, banyaknya hari libur, dan libur lebaran, hingga saat ini pemulihan permintaan yang terjadi cukup baik. Oleh karena itu, untuk sementara ini Perseroan masih menargetkan pertumbuhan volume sebesar 10-20% dibandingkan tahun lalu, yang akan ditinjau kembali pada kuartal 3 mendatang.

Perseroan juga mempunyai target untuk mencapai produksi 500.000 ton per tahun pada tahun 2025 mendatang. Upaya pencapaian target ini akan dilakukan dengan berhati-hati dengan mempertimbangkan faktor dalam dan luar negeri. Perseroan berharap dapat terus meningkatkan kinerjanya dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi para pemegang saham serta seluruh pemangku kepentingan.