Di luar itu pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini tetap kuat didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor. Konsumsi rumah tangga diperkirakan makin kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas di seluruh wilayah, penjualan eceran, dan membaiknya keyakinan konsumen. Investasi juga solid ditopang penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) dan peningkatan aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA).

 

Prospek permintaan domestik yang meningkat juga dipengaruhi dampak lanjutan perbaikan ekspor. Untuk ekspor barang dan jasa diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya seiring perbaikan prospek ekonomi global. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2023 akan bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3 persen.

 

Pada nilai tukar rupiah juga terjaga sejalan dengan langkah stabilisasi Bank Indonesia di tengah kembali meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Sejalan dengan pelemahan hampir seluruh mata uang dunia akibat peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, nilai tukar rupiah pada 15 Maret 2023 sedikit terdepresiasi sebesar 0,75 persen secara point-to-point dibandingkan dengan level akhir Februari 2023. 

 

Secara year to date (ytd), nilai tukar rupiah pada 15 Maret 2023 menguat 1,32 persen dari level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan apresiasi Rupee India sebesar 0,16 persen, serta depresiasi Baht Thailand dan Ringgit Malaysia masing-masing sebesar -0,04 persen dan -1,80 persen. ***