Surplus 13,8 Persen, Medio 2025 INTP Raup Laba Rp494,8 Miliar

Salah satu kompleks pabrik ramah lingkungan besutan Indocement. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) mencatat total volume penjualan (semen dan klinker) 8.891 ribu ton pada Semester I 2025, turun 140 ribu ton atau 1,6 persen dibanding periode sama tahun lalu 9.032 ribu ton. Pendapatan neto tercatat Rp8,03 triliun, turun 1,1 persen dari edisi sama tahun lalu Rp8,12 triliun, sejalan penurunan volume penjualan.
Beban pokok pendapatan juga susut 2,3 persen menjadi Rp5,69 triliun dari Rp5,82 triliun. Hasilnya, margin laba bruto naik 29,2 persen dibanding periode sama tahun lalu 28,3 persen. Beban usaha turun 1,8 persen menjadi Rp1,7 triliun dari Rp1,73 triliun. Beban operasi lain-neto turun 382,9 persen menjadi minus Rp35,1 miliar akibat kerugian kurs dibanding keuntungan kurs pada 2024.
Kondisi itu, menghasilkan margin laba usaha 7,5 persen, dan EBITDA 16,8 persen. Pendapatan keuangan-neto meningkat 112,6 persen menjadi Rp5,7 miliar dari minus Rp45,4 miliar. Itu dari bunga atas saldo kas yang lebih besar. Beban pajak penghasilan bersih naik 12,6 persen menjadi Rp122,1 miliar dari Rp108,5 miliar seiring peningkatan laba.
Dengan demikian, laba periode berjalan tercatat sebesar Rp494,8 miliar atau naik 13,8 persen dibanding edisi sama tahun lalu Rp434,7 miliar. Per 30 Juni 2025, emiten semen Grup Salim itu, mengemas kas dan setara kas Rp3,4 triliun.
”Meski permintaan semen domestik menurun pada paruh pertama tahun ini, perseroan memperkirakan volume akan meningkat pada paruh kedua tahun ini, didorong cuaca lebih kering, hari libur lebih sedikit, dan peningkatan belanja konstruksi menjelang akhir tahun. Secara keseluruhan, perseroan merevisi proyeksi menjadi volume semen domestik stagnan untuk tahun 2025,” tegas Dani Handajani, Corporate Secretary Indocement.
Perseroan terus memantau tren pasar dengan fokus kuat pada efisiensi biaya, dan peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif (AF). Salah satu proyek utama fasilitas bahan bakar alternatif sedang berlangsung di Kompleks Pabrik Grobogan, nanti bisa menambah kapasitas pengumpan biomassa dari 10 ton per hour (tph) menjadi 40 tph dengan target beroperasi penuh pada kuartal IV tahun 2025. (*)
Related News

KSEI Ungkap Lonjakan Investor, Telisik Detailnya

Bos MDLA, Serok Saham Harga Pasar, Buat Apa?

Ada yang Borong Saham PPRI Saat ARB, Buat Apa?

PPRE Rilis Kontrak Baru, Sahamnya Terbang ARA

Wir Asia (WIRG) Buka Akses Teknologi Inklusif di Jambore Sahabat Anak

Emiten Sekuritas Milik Suami Puan (PADI) Minta Restu Right Issue