EmitenNews.com - Satu persatu pentolan BCA menambah timbunan saham BBCA. Terbaru, John Kosasih menjala 45 ribu saham bank dengan pelayanan terbaik tersebut. Transaksi sang direktur tersebut, telah ditahbiskan pada 25 Februari 2025. 

Transaksi pembelian terjadi dengan harga pelaksanaan Rp8.875 per helai. Menyusul skema harga tersebut, John cukup mengeluarkan dana taktis sekitar Rp399,37 juta. Tentu angka tersebut relatif ceci untuk ukuran eksekutif. 

Dengan pembelian itu, timbunan saham BCA dalam rengkuhan John menjadi 776.076 saham alias setara dengan porsi kepemilikan 0,001 persen. Bertambah dari periode sebelum transaksi dengan koleksi sebanyak 731.076 helai atau selevel 0,001 persen. 

John rupanya mengekor Jahja Setiaatmadja. Sang CEO BCA itu, diketahui menjala 337 ribu saham pada 25 Februari 2025. Pembelian saham terjadi dengan harga pelaksanaan Rp8.900 per lembar. Harga itu diskon 4,3 persen alias 400 poin dibanding penutupan saham perseroan pada 18 Februari 2025 di kisaran Rp9.300.

Namun, harga beli itu lebih tinggi 0,84 persen alias 75 poin dari penutupan perdagangan saham perseroan pada 25 Februari 2025 di level Rp8.825 per helai.  Dengan skema harga tersebut, Jahja dipaksa merogoh kocek senilai Rp2,99 miliar. Sebagai konsekuensi, timbunan saham BCA dalam genggaman Jahja perlahan menebal. 

Tepatnya, menjadi 34,18 juta eksemplar alias setara dengan porsi kepemilikan 0,03 persen. Mengalami lonjakan dari episode sebelum transaksi dengan koleksi 33,85 juta saham. Koleksi saham sebanyak itu, selevel dengan 0,03 persen. Membuntuti Jahja, Santoso juga mengakumulasi saham perseroan. 

Santoso mengemas 20 ribu saham perseroan dengan harga Rp8.900 per helai senilai Rp178 juta. Dengan begitu, tabulasi saham Santoso menjadi 2,71 juta helai alias 0,002 persen. ”Tujuan transaksi dilakukan CEO dan direktur perseroan untuk kepentingan investasi,” tukas Raymon Yonarto, Corporate Secretary BCA. (*)