Tangguhnya Ekonomi Indonesia , ada Sumbangsih Kompleksitas Tantangan Pandemi Covid-19

Pembangunan nasional dok IPS Mudah.
EmitenNews.com - Kompleksitas tantangan saat menghadapi pandemi Covid-19 membawa ekonomi menjadi lebih tangguh dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan pandemi Covid-19 telah menyebabkan ekonomi berbagai negara turun dalam dua tahun terakhir. Tidak terkecuali juga menimpa negara-negara anggota G20.
"Kami belajar dari Profesor Foresman tentang pentingnya kompleksitas ekonomi yang dapat membawa perekonomian kita menjadi lebih tangguh dan mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata Suharso Monoarfa dalam G20 3rd Development Working Group Side Event di Jakarta, Senin (8/8/2022).
Menurut Suharso Monoarfa, pandemi Covid-19 telah menyebabkan ekonomi berbagai negara turun dalam dua tahun terakhir, tidak terkecuali juga menimpa negara-negara anggota G20.
Ekonomi Argentina mengalami kontraksi 9,9 persen pada 2020, Inggris kontraksi 9,3 persen, Italia 9 persen, Meksiko 8,2 persen, Prancis 7,9 persen, India 6,6 persen dan Afrika Selatan terkontraksi 6,4 persen.
Sementara itu, saat ini negara-negara G20 telah berhasil keluar dari kontraksi ekonomi dan mencetak pertumbuhan yang positif pada 2021.
Di antaranya, India tumbuh 8,9 persen, Inggris 7,4 persen, Prancis 7 persen, Italia 6,6 persen, Amerika Serikat (AS) 5,7 persen, Meksiko 5,8 persen dan Brasil 4,6 persen.
Jauh sebelum pandemi Covid-19, menurut Suharso, negara-negara G20 telah berusaha untuk mentransformasikan ekonomi yang pada akhirnya memberikan banyak pelajaran dalam menghadapi krisis. Termasuk Indonesia, yang tergolong berhasil dalam penanganan pandemi Covid-19. ***
Related News

Mentan Bertekad Rebut Swasembada Pangan Tahun ini

Pembatasan Pasokan Gas Bumi, Kado Buruk HUT RI Bagi Industri

Tarif Impor AS Diyakini Tak Berdampak ke UMKM Kuliner

Airlangga Sebut Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan Ekstrem Turun

Pemerintah Alokasikan Rp164,4 Triliun untuk Ketahanan Pangan 2026

Target Pajak 2026 Naik 13,5 Persen, Menkeu Akui Cukup Ambisius