EmitenNews.com - PT Indofarma (INAF) bakal menghelat rapat umum pemegang saham tahunan pada Selasa, 31 Mei 2022. Pada ajang itu, perseroan akan meminta restu pemegang saham independen atas rencana penerimaan pinjaman dari Bio Farma senilai Rp355 miliar. 


Dana tersebut untuk restrukturisasi utang kepada Bank Mandiri (BMRI) Rp249,58 miliar, dan kebutuhan modal kerja Rp105,41 miliar. Nilai pokok utang restrukturisasi per 31 Desember 2021 senilai Rp251,88 miliar. Sedang pada 23 Maret 2022 sudah dilakukan angsuran pokok Rp2,29 miliar. Jadi, total posisi terakhir utang restrukturisasi pada Bank Mandiri Rp249,58 miliar. 


Pinjaman lunak itu dikenakan bunga 6,15 persen per tahun. Fasilitas tersebut berdurasi enam bulan sejak tanggal penandatanganan shareholder loan. Rincian ketentuan, dan syarat shareholder loan akan dituangkan dalam perjanjian shareholder loan setelah mendapat persetujuan direksi Bio Farma.


Nilai pinjaman itu, setara 69,84 persen dari ekuitas Indofarma per 31 Desember 2021 sejumlah Rp508,30 miliar. Transaksi material itu termasuk afiliasi karena Bio Farma memiliki 80,66 persen saham Indofarma.


Transaksi itu, dilatari karena perseroan memerlukan modal kerja untuk mendukung rencana kerja terutama dalam mendukung percepatan implementasi strategi fokus usaha bidang alat kesehatan. Itu sesuai program kerja Holding BUMN Farmasi sekaligus membantu upaya pemerintah dalam percepatan penanganan pandemi Covid 19.


Sepanjang 2021, Indofarma mencetak rugi Rp37,58 miliar. Munukik 173,39 persen dari periode sama 2020 dengan laba bersih Rp27,58 miliar. Pendapatan Rp2,9 triliun, menanjak 70,50 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp1,7 triliun. Beban pokok melambung 87 persen menjadi Rp2,45 triliun dari edisi sama 2020 di level Rp1,31 triliun. 


Jumlah liabilitas melejit 25 persen menjadi Rp1,5 triliun dari periode sama 2020 di kisaran Rp1,2 triliun. Total aset terkumpul Rp2,01 triliun, bertambah 17,54 persen dibanding edisi sama 2020 di level Rp1,71 triliun. (*)